Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Perasaan dan Kenangan

Jakarta, 23 Desember 2022 Kadang aku suka kepikiran, bagaimana sih otak kita menyimpan kenangan? Lembaran-lembaran di otak kita menyimpan bab kenangan yang berbeda-beda, berlapis-lapis, beragam, dan mengeluarkan rasa nano-nano, rasa yang berubah-ubah sesuai dengan apa yang indera kita terima dari luar. Kumpulan neuron yang teraktivasi saat kita melihat, mencium, atau merasakan sesuatu. Foto, wajah seseorang, bau wangi bunga, aroma kopi di kala pagi, atau sentuhan rintik hujan. Semuanya mengacu pada sistem limbik. Sistem limbik yang terdiri atas amygdala, hipokampus, talamus dan hipotalamus memegang peran utama dalam panggung perasaan. Neuron-neuron bagian thalamus menyambung ke lapisan yang menyelimuti otak, membuat kita merasakan berbagai sensasi seperti halnya jantung yang berdetak-detak saat melihat wajah seseorang yang kita sayang.  Pernah sedih dan kecewa sampai rasanya dadamu tertekan dan sesak? Saat itu otak mengeluarkan respon yang membuat dada kita sakit. Lalu kenapa sakitnya

A blink of eye

I write this for my own digital self reminder footprint. Jakarta, 8 Desember 2022 Waktu bener-bener cepet ya. Rasanya emang gini-gini aja dan sedih juga aku belum bisa gapai2 dua mimpi besarku. Wkwk tapi ternyata ada beberapa end points yang bisa aku syukuri: 1. Aku selevel lebih bisa berdamai tentang kehilangan dan kegagalan 2. Aku dapet tiga achievement yang cukup besar buatku di karir, Sales Ambassador, PEA, dan promosi 3.  Aku pindah dari bidang marketing ke bidang yang sangat ingin kupelajari, business development dan TI 4. Aku pindah dan beradaptasi di tempat baru, Jakarta, tempat yang kubenci awalnya tapi berujung menyukainya 5. Aku selevel lebih bisa bersabar dan bersyukur dengan sakit yang sudah berlangsung lama sepanjang 2022 6. Aku jadi lebih dekat dengan teman-temanku, secara social bonding dan emotional. Kadang kita terlalu fokus pada hal negatif dan kegagalan yang terjadi dalam hidup padahal begitu banyak rezeki yang Allah titipkan pada kita. Dari banyak hal negatif seben

Typical day

 I cut my own hair by myself today. Of course, it's sorta fail and mess because I'm doing it unprofessionally but I like the result. I like it more because it feels lighter on my head and heart. Lately, I feel like I am walking on a ropes. Feeling like I am gonna fall down but still manage to walk step by step to reach the end. And this cutting hair session is my kind of stress release.

Cangkir Teh dan Langit Senopati

Jakarta, 2022 Aku meletakkan cangkir tehku di atas meja kayu. Merasakan semua perasaan yang muncul dalam diriku. Hujan berderai mengenai daun-daun di luar sana. Aku memandang jendela yang menampakkan siluet langit kelabu.  Aku tau semenjak aku memutus komunikasiku, kedamaian datang padaku. Namun aku sadar masih belum plong. Tapi aku tidak bisa mendefinisikannya dengan kata-kata. Angin. Dia seperti angin. Menyejukkan namun bisa menggelisahkan seperti badai hari ini. Angin. Sifatnya yang berubah-ubah, sesuka hatinya. Membuatku gelisah tak tenang. Karena aku tak bisa percaya pada angin.  I woke up one day and realize that it would never work because I was never sure of this person, as he never sure of me. Aku bercengkrama. "Kenapa kamu marah, Chusna?" Aku ragu. "Jangan dipikir. Hatimu udah tau jawabannya. Katakan aja apa yang ada dihatimu" "Aku marah karena merasa ditipu. Kata-katanya yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan setelahnya. Apa yang kulihat dulu t

Embun Pagi di Ciloto

 Ciloto, 30 September 2022 Selamat malam. Semoga dirimu sehat selalu. Malam ini udara di Ciloto amat dingin, aku tutup rapat semua jendelaku. Ini hari kelima aku sendiri di ruangan yang besar ini. Koperku masih terbuka ditengah ruangan. Berniat packing untuk besok pagi namun rasaku ingin bercerita begitu besar.  Kapan terakhir kali kamu merasa aman mengobrol dengan seseorang? Merasa nyaman dan didengar. Merasa lega karena perasaanmu tersampaikan. Merasa dimengerti karena dia menghargai pendapatmu sekalipun berbeda dengannya. Tindakan konyolmu. Pikiran rumitmu, tanpa menghakimimu. Kapan terakhir kali kamu memiliki seseorang yang bisa dipercaya? Yang padanya kamu bebas menyampaikan semua warna. Tanpa takut mereka meninggalkan, tanpa takut mereka bicara buruk dibelakangmu. Kapan terakhir kalinya seseorang menangis untukmu? Serasa bebanmu adalah bebannya, bahagiamu adalah bahagianya. Menarikmu kembali ke atas, saat kau duduk terjatuh di tanah. Aku rindu sekali mengobrol denganmu. Bahkan me

Halah Office Club

  Bandung, 21 Agustus 2022 Jl. Moch Iwan Kurang lebih seminggu lagi aku akan pindah tugas di kota yang baru, Jakarta.  Ngga terasa udah 2,5 tahun semenjak pertama kali aku ditugaskan ke Bandung. Entah gimana awal mulanya sampai aku bisa berteman dengan teteh-teteh asli Bandung, namanya Nabila. Nabila yang pas SMAnya dulu sering dipanggil Nabol ini memang sangat ramah dan helpful sih. Kebetulan aja kami satu ruangan dan satu bagian. Lalu entah kenapa mungkin karena kita sering patungan gofud bareng dan selfie selfie gaje akhirnya kami jadi akrab. Sangat absurd wkwk. Aku sama Nabila punya kebiasaan tiap sore abis sholat ashar. Mushola talk. Disitu biasanya kita saling mengeluarkan unek unek kerjaan dan bertukar cerita-cerita yang bombastis. Ga deng lebay. Lebih condong ke goler-goler menunggu jam pulang sih. Tapi ya, rasa-rasanya kalo cerita ama nabila beban jadi plong aja gitu, secara kalau cerita ama dia tiba-tiba dia bikin jadi bahan bercandaan yang bikin ketawa ketiwi. Belom lagi kel

"Nurut sama Allah"

 Rabu, 17 Agustus 2022 Jl Phh Mustofa, Bandung Hari itu aku bercerita tentang harapanku pada ablaku. Harapan yang aku nanti-nanti. Yang aku tunggu bertahun-tahun lamanya. Abla bertanya "Kalau hal itu ga terwujud kamu akan kecewa ngga Chusna?" "Aku rasa aku bakal...kecewa..." "Chusnaa..." Abla memanggil namaku. Pandangan mataku sudah kabur oleh air mata. Aku menangis sesenggukan di pangkuan abla. Aku ga tahu kenapa aku begitu. Rasanya aku ingat kembali kepada rasa kecewaku beberapa waktu yang lalu. Rasanya aku ga ingin kecewa lagi.  "Chusna...., Nurut sama Allah.. saat berharap, kamu bisa aja kecewa kalau itu ngga terwujud. Harus lebih legawa,  harus nyiapin hati apapun yang terjadi. Takdir Allah itu diatas segalanya. Allah yang mengendalikan manusia. Bukan kamu yang mengendalikan manusia. Jangan juga kamu yang berharap mengendalikan takdir Allah, nurut apapun ketetapan Allah. Dari kacamata km mungkin itu baik, tapi dari kacamata Allah belum tentu. Nur

Bilik masa depan

  Berapa kali dalam hidup, kita menyesal akan ucapan kita kepada seseorang? Berharap kita bisa memutar waktu dan memperbaikinya? Sadarlah,  Kita tidak bisa. Yang kita bisa adalah mengatakan hal untuk memperbaikinya. Kadang kita fokus pada masa lalu. sampai tidak sadar apa yang bisa kita lakukan untuk masa depan.

Poem - Thinking Out Loud.

Sekilas potongan-potongan tempat yang mengait ingatanku akan memori dirimu muncul. Hanya sekejap, namun berhasil meninggalkan bekas di lubukku. Kau masih ada, masih hidup di dunia ini, and I watch you grow.. as I grow myself. You grow to be the person that I adore.  You walk the path I wanna walk to. You see the world the way I do. Dan aku merutuki diriku sendiri karena I can not resist you . Mungkin belum bisa.  Karena aku merasa semuanya akan baik-baik saja selama kau tidak hilang. Bukankah akhir-akhir ini aku egois? Tidak mau melakukan apa-apa tapi tidak menghilangkan harapan padamu. Aku tidak ingin kau menghilang. Kalau kau hilang lantas aku bagaimana? Lantas kemana semua ini akan kutujukan, kalau tidak padamu? Sampai kapan aku berdiri pada diamku? Aku takut kembali melakukan kesalahan. Tapi aku takut suatu hari kau akan hilang..sebelum aku sempat mengatakan apa-apa lagi padamu. Perihal ini, aku kesulitan, aku tak punya pijakan, aku tak ada acuan. Tak bisakah semesta mendukungku?

Coffee break

[Coffee Break Time - A reminder]  Manusia tak akan pernah merasa cukup. Selalu ada saja yg terasa mengusik jika kita ngga bisa bersabar. Hati yang tak tenang melihat orang lain saling berlomba memainkan layangan kehidupan. Rasa tak percaya diri. Rasa kecewa karena hal yang tak berjalan sesuai rencana. Rasa takdir yang seolah kurang adil. Rasa sedih karna tahu ada yang salah tapi ngga tahu harus melakukan apa. Juga rasa bersalah melenakan waktu yang semakin berdetak, bertanya apa pilihan-pilihan yang kita buat sudah benar.  Ada saatnya kita butuh jeda rehat, duduk tenang dan istirahat. Ibarat coffee break, untuk memikirkan ulang progress dari tujuan awal kita hadir di dunia. Kita lupa. Padahal berkali-kali disebutkan dalam ayatNya yang sudah jarang kita baca.  Membenahi niat. Meluruskan jalur. Mengisi kembali baterai iman. Karena kadang kita lelah mengejar sesuatu yang ternyata tak selayak itu mendapat waktu dan tenaga kita. Kadang juga kita terlalu sedih kehilangan sesuatu yang sejatin

Is this a real live or is this just fantasy?

Rasanya bagai tergulung hangat dalam selimut, saat hujan di Sabtu pagi. Tau di dunia ini ada yang menjagamu. Berdoa untukmu. Mencarimu. Dan kau pun akan melakukan hal yang sama, karena bagimu tidak ada yang lebih tulus dari langit sore di Kota Bandung. Karena angin dinginnya memeluk semua rekaman sudut kota yang kau putar dalam ingatanmu.  Kau pernah disana. Berdiri di depan patung macan. Kala subuh. Hanya untuk menikmati Bandung untukmu sendiri. Milikmu. Kau tegup semua embun pagi kerinduanmu. Merasa payah, lalu tinggalkan semuanya di sudut jalan. Lampumu ada disana. Kau tengok berkali-kali tapi kau memutuskan tak akan mengambilnya lagi. Karena kau tak menginginkannya lagi, katamu.  Ini sudah pagi, katamu. Aku tidak butuh lampu. Lalu kau berjalan dan berjalan. Meresapi sinar matahari yang menyinari ujung-ujung jarimu. "Aku mau mentari" katamu. Kau cari tangga menuju mentari. Kau yakin ada. Dimana? Seluruh badanmu menolak untuk menyerah. Kau adalah pejuang. Kau akan dapatkan

Footprint

 "People usually don't forget, the way you make them feel" Because a memory that is fractionated and integrated with emotions tends to live longer. It is printed in the amygdala, a little almond-like section of our brain that keeps memories and emotions that come along with those memories stay in our brain. Like a footprint. So that's why it's so hard to get rid of you. But just like people say, to heal ourselves is just like waiting for our hair to grow. When someone cut the hair or cut your heart, You mostly can't do anything unless waiting for them to grow back. Don't you know that I try so hard to resist myself to contact you again? I wonder you will feel the same. I wonder have you ever felt the same, -Flown Ruse  

I love you

This night I felt powerless and clueless. The kind of feeling you'd have when you know that somebody that you love is hurt and you can't even pull a bit of his/her burden. The feeling when everything are not fixed in place and you lost your grip. Your grip that you hold yourself onto. So how can you maintain all the hands that are hold on you? I'm so clueless. Don't wanna be so reckless. But I love you  I need to make sure that you're safe and happy. You are all I want to ensure that you're safe. Wanna hold your hands and say everything is okay. Mother I love you.

Doa yang bikin terharu

Doa dari kawanku saat dia mau pindah. Sedih banget sama yang namanya perpisahan. Semoga disana kamupun selalu dikelilingi orang2 baik dan didekatkan dengan takdir yang baik ya Fit.. Semoga chusna disini banyak yang sayang, slalu dimudahkan dilancarkan segala urusan dan pekerjannya, semoga slalu dikasih kekuatan untuk menghadapi apapun didepan, slalu dikelilingi orang orang baik dan didekatkan dengan takdir takdir baik aamiin 🥺🤲🏻

Pesan dari Gegerkalong

 Sore kemarin aku ketemu sama ablaku yang sedang bertamu ke Bandung. Kamipun ngobrol2 hingga sampai kepada pertanyaan abla "Usiamu sekarang berapa Chus?" "25. Kenapa bla?" "Udah ada niatan untuk nikah?" "Udah mulai kepikiran sih bla" "Kamu niat nikahnya buat apa Chus?" "Buat ada partner yang saling support biar makin memperluas kebermanfaatan." "Itu alasannya masih untuk dirimu sendiri." "Selain itu, masih ada lagi ngga alasannya?" "Masih bla" Aku nyebutin beberapa alasanku lainnya. "Itu bagus, tapi menurut Abla niatmu itu belum cukup." "Emang ada lagi bla alasan lainnya? Alasan abla apa bla? "Untuk menggapai ridho Allah." "Oh iya, aku sering denger itu. Tapi gimana sih itu bla cara memaknainya?" "Menggapai ridho Allah itu ya ikhlas semata2 untuk Allah, sebagai perwujudan cinta kita kepada Allah." "..Oh gitu" "Abla pernah kesel sama seseo