I write this for my own digital self reminder footprint.
Jakarta, 8 Desember 2022
Waktu bener-bener cepet ya. Rasanya emang gini-gini aja dan sedih juga aku belum bisa gapai2 dua mimpi besarku. Wkwk tapi ternyata ada beberapa end points yang bisa aku syukuri:
1. Aku selevel lebih bisa berdamai tentang kehilangan dan kegagalan
2. Aku dapet tiga achievement yang cukup besar buatku di karir, Sales Ambassador, PEA, dan promosi
3. Aku pindah dari bidang marketing ke bidang yang sangat ingin kupelajari, business development dan TI
4. Aku pindah dan beradaptasi di tempat baru, Jakarta, tempat yang kubenci awalnya tapi berujung menyukainya
5. Aku selevel lebih bisa bersabar dan bersyukur dengan sakit yang sudah berlangsung lama sepanjang 2022
6. Aku jadi lebih dekat dengan teman-temanku, secara social bonding dan emotional.
Kadang kita terlalu fokus pada hal negatif dan kegagalan yang terjadi dalam hidup padahal begitu banyak rezeki yang Allah titipkan pada kita. Dari banyak hal negatif sebenernya banyak hal positif yang bisa diambil
Aku kehilangan, tapi aku jadi lebih terjaga, doa-doaku jadi lebih lama, jadi sadar apa value dan batasan diri, jadi aware mana yang sesuai dan baik untukku & mana yang enggak. jadi dapet ilmu bahwa kalau Allah mau kasih kita suatu hadiah yang besar, kita harus melepas dulu apa yang ada di tangan kita untuk menerimanya. Karena kita ga akan pernah bisa menerima hadiah baru kalau kita masih ngeyel never want to let go.
The art of losing.
Aku sakit sepanjang 2022, tapi bukan sakit yang parah, masih bisa beraktivitas, karena sakitku makanku jadi lebih sehat, olahragaku jadi lebih rutin, jadi lebih behave, jadi lebih hemat juga karena ga jajan sembarangan, jadi ga gendut juga wkwk (bonus)
Aku dikasih kerjaan yang susah, sampai ga tidur nyenyak berhari-hari, deg-degan takut dimarahin karena kerjaan belom beres, lembur malam sukarela, sampai setiap hari harus ngingetin diri sendiri kalau ini bukan burden tapi lagi di challenge kalau mau level up, challenge biar lebih bisa handle problem n komunikasi sama beragam jenis watak orang, kalau masalahku ga sebesar orang lain, dan setelah sebulan menjalani hari-hari derita kemudian Allah kasih penawar yang buat aku bener-bener lega.
Semudah itu Allah bolak balik keadaan.
Semudah itu Allah balik perasaan buruk jadi perasaan lega dan menenangkan. Bahkan lebih baik.
Secepat itu, bahkan dalam waktu yang tidak ada yang bisa menyangkanya.
Karena itu rasa frustasi itu sementara. Rasa stress itu sementara. Rasa kehilangan itu, rasa marah, rasa kecewa, rasa sedih... semuanya nyata tapi sementara.
Semua pil pahit yang ditelan dalam perjalanan, semuanya nyata tapi sementara.
Pasti ada penawar. Pasti nanti Allah kasih kemudahan setelah kesulitan. Allah mau lihat seberapa patience dan persistence kamu dalam menjaga iman. "Ini orang kalau dikasih cobaan nikmat sama cobaan ujian gimana sih reaksinya? Menjauh apa mendekat? Persisten atau menyerah?" Sama seperti cerita sa'i Siti Hajar bukan?
Satu hari sebelum Allah memberikan penawarku, aku mengira rasanya akan lama Allah mengabulkan doaku. Aku pikir aku masih harus lama kesusahan.
Ternyata aku benar-benar sok tahu, Allah kabulkan besokannya langsung.
Secepat kedipan mata.
Maha besar Allah pembolak-balik keadaan.
My heart is filled again.
Hope is blossoming again.
Kalau Allah bilang "Kun" yang Allah kehendaki terjadi, pasti terjadi.
Komentar