Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

"Filosofi Teras"

 Oktoberku. Diawali dengan aku yang marah karena suatu masalah. Yang setelah dipikir-pikir sekarang, hm ngapain aku marah ya..karena masalahnya kini keliatan sepele banget. Tapi asli waktu itu aku ngerasanya bete parah. Dan muka ini gabisa nutupin rasa bete itu ternyata, sampai-sampai ada orang nanya berkali-kali di hari itu, "Chusna, kamu sakit?" Untungnya emang akar gigi aku lagi nekrosis, walaupun ga sakit-sakit banget, tapi aku jadi punya landasan buat bilang "Iya saya sakit gigi Pak makanya males ngomong, maaf ya" Rasa marah karena ketidakadilan itu bikin aku ga nyaman kerja. "Sabar, mungkin itu jadi sumber pahala gratis buat kamu" Kata ibuku Hm, iya tapi kalau aku ujungnya ngomel-ngomel takutnya jadi sumber dosa ga sih. Itu terjadi beberapa hari, sampai ada satu hari yang aku bener-bener berdoa, di tengah malam. Ya Ghâlib dan Ya- Nashîr  (Allâh Maha Menang dan Maha Penolong)  itu kuulang-ulang sampai aku ketiduran lagi. Besoknya aku plong. Ketidak ad

Dua Tahun di Jakarta

Ngga kerasa bulan September ini aku udah 2 tahun pindah kerja ke Jakarta. Jadi inget, dulu 2,5 tahun aku kerja sebagai karyawan BUMN di Bandung, hidup aku rasanya bener-bener di comfort zone. Rutinitasku ya gitu-gitu aja. Senin-Jumat kerja, Sabtu-Minggu istirahat atau main sama temen..jalan pagi di Saparua, Cibeunying, atau daerah Tahura dan Tebing Keraton. Temen sebenernya juga ga banyak. Apalagi satu gedung waktu itu pegawainya cuma dikit. Jadi bisa dibilang circle aku ya itu-itu aja.  Mulai ngerasa bosen sebenernya, kalau bisa dibilang sejahtera, alhamdulillah sejahtera, work-life balance banget. Kalau pun ada lembur, hanya hitungan jari. Seneng sih, tapi tiap harinya lempeng gitu rasanya, seolah ga ada excitement, dan mulai lah ada pikiran-pikiran "Kok aku gini-gini aja ya?" "Orang-orang seumuranku udah pada ngapain aja sih?"  "Lah si ini S2, lohh si ini beli rumah, wuih si ini bisnis buka cafe, heeh si ini udah nikah aja" gitulah kira-kira POVku saat

August

Agustus, Perasaan berdamai pelan-pelan hadir. Atas semua hal yang membuat kaget di bulan Juli, mulai bisa aku terima.  Bulan ke-8,  Kesempatan tidak terjadi begitu saja, kita yang menciptakannya. Aku datang ke Bekasi untuk bertemu penulis yang aku idolakan. Tidak pernah jumpa dan kenal sebelumnya. Aku hanya terinspirasi dari tulisan-tulisan seorang Mama yang merupakan dosen dan pebisnis muda lulusan negeri Sakura, ga kusangka dia membawaku ke komunitas baru & opportunity baru. 8 dari 12, Aku lolos program Relawan Bakti! 100 dari 10.000 pendaftar! Nyangka? Enggak jujur. Karena batch sebelumnya cuma lolos 3 dan yang keren-keren banget yang lolos. Apakah kini aku merasa keren? Ya enggak, lebih ke beruntung. Beruntung juga pakai banget, gatau doa siapa yang Allah kabulkan, bener-bener menganggap ini penghibur hati setelah jas jes jos berita-berita tak terduga di Bulan Juli yang bikin ngilu. Seseneng itu ikut Relawan Bakti, rate 10/10! Mau lagi! Dapet bonus exposure dan terbuka lagi ke

Juliku

Juliku. Seorang teman lama tiba-tiba datang jauh-jauh dari rumahnya. Menghampiri seorang diri. Menyampaikan kabar yang ga pernah aku sangka. Juli yang aneh. Pernah ngga suatu hari kalian mengalami dua gelombang emosi yang berbeda. Saat paginya kalian berlari bersama rombongan pelari, disemangati sorak sorai supporter di kanan dan kiri, terpapar hembusan angin sejuk dan rasa bergejolak di dada, sorenya kalian merasa sangat sesak di dada. Mata sembab berharap segera bangun, karena buat kalian kenyataan yang terjadi seperti mimpi buruk malam hari. Cukup di Juli Aku terkejut akan kabar dari orang yang sangat kupercaya. Kabar yang saat ini makin ingin aku lupakan hari demi hari. Juliku aneh. Tempat-tempat yang kulewati mendatangkan siluet-siluet diriku dengan orang yang pernah datang bersamaku kesana. Bagai reka adegan, memori itu menari di benakku. Aku ingat semua perasaan yang kurasakan, tatapan yang kudapatkan. Kadang aku mengernyit karena benci mengingatnya. Kadang aku tertawa mengenang

Damai

Pasti senang punya orang yang bisa benar2 kamu percaya. Tanpa ragu. Tanpa harus minta. Yang mau saling berusaha. Semoga kamu dikelilingi orang orang baik dan takdir yang baik

When it feels like everyone against you

 Inget Chus, suatu saat nanti saat kamu ngelihat ada orang yang dijatuhkan sama orang lain, dan orang itu keliatan ngerasa left out/abandoned Make sure you say the right words to comfort them... That their existence matters. That you are grateful for their existence in your life. Help them improve from their flaws. Reminds them what makes them likable and worthy. Embrace them. Sending out some love, Chus... Life is so cold to live alone.

Sakit dan Masakan Ibu

28 Mei 2024  "Gimana kondisi pagi ini?" tanya seorang ibu kepada anaknya yang sudah 3 hari sakit Aku membuka mata, semalam aku tidak makan. Flu, muntah dan batukku bikin aku gabisa ngapa-ngapain. Dari isya aku udah ga bergerak dari kasur. Tidur. Tepar sekali. "Masih batuk batuk bu" jawabku. "Buat makan, liwet, bikin sayur yang berkuah, dari pagi masak jadi makan itu 3 kali" ujar ibuku dengan nada sedikit mengomel. Aku yang masih dalam kondisi tubuh lemah pun auto merasa sedih. "Kok ibu ga kesini? Kan enak kalau lagi sakit bisa dimasakin ibu.." "Kapan? Kan bentar lagi 2 minggu lagi kamu pulang" Aku makin sedih. Jadi aku diam saja. Mendengarkan. Sampai telepon itu ditutup. Aku matikan power di HPku. Lalu mengumpulkan tenaga buat berjalan ke dapur agar aku bisa masak, makan dan minum obat. Mungkin terdengar manja, tapi aku rindu masakan ibu. Kalau sedang sakit dan tepar begini, dan jauh dari keluarga rasanya sedih karena aku masih harus me

Gelombang itu Lagi

Hari ini lewat di berandaku. Tepat saat gelombang kecewa dan sedih itu kembali datang.  Berulang kali. Bahkan saat sudah bertahun lamanya. Menjaga iman tetap di atas butuh effort yang luar biasa bukan? Semoga selamanya, keteguhan di hatiku dilindungi olehNya. Bahwa keputusan yang diambil tidak patut sekali pun disesali. Karena aku sudah melibatkan Allah. Bahwa kepahitan yang dirasakan, menjauhkan kita dari hati yang tak mampu bersyukur. Karena Allah yang Maha Memperbaiki. "Kelak dirimu akan mengerti bahwa memilih pasangan itu tidak hanya karena cinta, tapi juga tentang siapa yang akan menemani ibadahnya hingga menutup mata." -Umar bin Khattab

Pesan putih untukmu

Untukmu. Aku melihatmu sebagai seorang pejuang. Merunduk karena ilmu dan berkepribadian matang. Dan aku kagum padamu karenanya. Aku melihatmu sebagai seorang petualang. Semangatmu menular padaku. Membuatku ingin menemanimu kemana saja jalan yang ingin kamu tempuh. Aku ingin membersamaimu. Aku ingin jadi tempat kau pulang setelah lelah berkelana, tempatmu berbagi cerita. Aku ingin jadi tempat bersandar saat kau merasa resah dan ingin jadi muara saat kau menceritakan riuh ombak mimpi-mimpimu. Aku ingin berdebat lalu berbaikan denganmu. Membicarakan hal-hal serius lalu tertawa oleh candamu. Bicara omong kosong lalu termenung memandang langit disisimu. Aku ingin memuji Tuhanku bersamamu. Aku ingin merunduk sujud pada Tuhanku dibelakangmu. Aku ingin dengan tulus mendoakan kebaikan kebaikan kepada Tuhanku untukmu. Semoga Tuhanku melupakan aku padamu, sebenar-benarnya lupa. Menghapus rinduku, sehilang-hilangnya rindu. Membersihkan perasaanku, sebersih-bersihnya hati.  Sampai Ia mengizinkan ga

Quarter Life Crisis Therapy

Berangkat dari kegelisahan banyak anak muda yang saat ini sedang berada dalam "Quarter Life Crisis" atau masa-masa dimana mereka mencari jati diri, saya mencoba menelusuri tanda-tanda orang yang mengalami quarter life crisis dan kiat-kiat apa saja yang semestinya dilakukan untuk melalui fase tersebut.  Apa itu Quarter Life Crisis? Mengutip dari Fischer (2008), Quarter Life Crisis adalah   sebuah perasaan khawatir dalam diri seseorang yang disebabkan oleh ketidakpastian kehidupan yang mendatang. Perasaan khawatir tersebut seputar hubungan relasi, karier/pekerjaan, dan kehidupan sosial yang terjadi terhadap mereka di usia sekitar 20an tahun.  Jangan langsung berpikir bahwa krisis itu hal yang buruk. Krisis berarti muncul ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan tersebut bisa juga menjadi hal yang baik karena  akan memicu kita untuk mencari misi hidup kita dan bergerak untuk mewujudkannya. Perasaan khawatir dan takut tertinggal oleh teman-teman di sekeliling kita itu akan menjadi boost

"Qadarullah"

Hari pertama puasa, di Sentiong Dengerin salah satu podcast dari Hanan Attaki tentang kapasitas hati dan ada bahasan yang ngena banget Tentang "Takdir Allah". Kalau merasa sakit hati karena seseorang, ucaplah "Qadarullah" Percayalah bahwa hal itu terjadi sudah seatas izin Allah, sehingga berkurang rasa benci kita, rasa kecewa kita, timbullah rasa lapang dada kita karena percaya bahwa takdir Allah itu baik. Dan ingatlah satu kebaikan akan dibalas 10x lipat Memaafkan kesalahan seseorang untuk Allah, insyaAllah akan Allah ganti maafkan kesalahan kita yang besarnya lebih dari 10x lipat dari kesalahan mereka.

Aku yang Berdamai

 Sudah lebih dari 3 minggu dari semenjak berita itu aku terima. Aku sudah mengunjungi kota Ampenan, kota Batam, dan tiap kali aku mengudara melihat siluet-siluet kapal dan rumah aku bergumam "Manusia itu ada banyak sekali, ya" "Allah pasti Maha Kuasa sekali bisa mendengar semua manusia ini berdoa. Bagaimana kalau doanya saling berselisihan? Si A minta hujan, B minta tidak hujan misalnya. Allah memang sangat berkuasa mengatur semuanya, membuat semua skenario ini terencana" Aku mulai berdamai dengan fakta bahwa aku adalah lukisan yang tak kau pilih. Dipikir-pikir, rasanya aku angkuh sekali, meski aku lukisan paling bagus di pameran pun tak ada garansi kau membeliku. Aku lukisan paling sok tahu yang ada di pameran ini. Sosial media itu hal yang sangat aneh ya? Kau bilang para investor bisnis menghabiskan jutaan dollar untuk membuat kita kecanduan padanya, tapi kenapa aku merasa benci melihatnya? Rupa-rupanya aku membandingkan hidupku dengan art piece yang lain. Aku ing

Zoom out mindset

Pada debur ombak yang mengalun di kepala Yang gelombangnya menjamah potongan ingatan dari ribuan hari yang telah lalu Saat aku duduk pada halte di dagoan Bapak tua memainkan suling depan anak-anak yang bermusik ria Dia memberi wejangan padamu Dan aku menyimaknya disebelahmu Aku menangkap momen itu bagai lukisan diingatanku Aku rasa aku patah hati kala itu Di dinding yang dihiasi banyak tulisan Dan lampu kelip warna warni Setelah ribuan kilometer aku menunggumu Saat akhirnya kau menginjakkan kaki di tanah yang sama denganku, Kau tak mencariku Pada seorang teman di meja bundar Berteman kopi dengan sekecap rasa buah Aku menceritakan cerita patah hatiku Melupakanmu, hingga benar-benar lupa Pada tahun dengan angka yang kembar Kau kembali menemuiku Membawa nada dan warna kuning jingga Aku tersenyum melihatmu Setelah puluhan lampion menjadi saksi keberadaan kita Dan beribu mimpi serta keresahan yang kita bagi Kau bilang kau inginkan yang lain Kau bilang aku lukisan indah yang tak kau cari Sak

The Way you Interrupt Your God

Ya Allah semoga aku selalu ingat apa yang kurasain saat menulis catatan ini. Kenari, 12 Februari 2024, 01.59 p.m. "Chus, malam ada waktu luang ga, ada berita yang mau aku sampein" Seorang teman menyampaikan berita siang tadi. Masih sangat singkat ceritanya, tapi aku paham itu akan jadi berita sedih.  Speechless dengernya. Mau sedih tapi harus pasang vibes ceria karena mau nge MC. Jadi sedihnya kutunda :( . Selesai acara pun aku buru-buru pulang ke kos. Bukannya masuk ke kamarku, aku malah jalan ke sebelah mengetuk kamar Mbak P disebelah kamarku. "Mbak, mau nasi box Bebek ngga, aku bawa dua". Akupun masuk ke kamarnya. Sebenarnya, aku cuma butuh ditemani biar ga makan sendiri. Aku takut pikiranku kemana-mana pulang ngantor karena aku jadi ada waktu senggang buat mikirin berita sedih tadi siang. "Mbak aku boleh cerita ga?" Lalu aku duduk menyila didepannya dan ceritain berita sedih yang kuterima hari itu. Aku bukan orang yang suka cerita ke sembarang orang. A

reminder

 sebisa mungkin, put yourself on others. pernah ga kalian di suatu kapal, pergi berenam, lalu ditengah laut, kapal kalian karam, dan kalian harus pindah naik perahu lain yang mana perahu itu cuma muat lima orang. lalu kalian tunjuk 1 orang untuk dikorbankan. anggaplah si fulan. fulan pun ditinggalkan di tengah laut. sendirian. kalian berlima ramai-ramai pulang naik perahu tersebut. kalian merasa baik-baik saja karena merasa toh 4 teman kalian pun melakukan hal yang sama. tapi bayangkan kalau kalian yang jadi si fulan. ditinggal sendirian. mau? setidaknya hari ini akan jadi reminder buat diri sendiri, inisiatiflah membantu. di kerjaan, di hubungan sosial, inisiatiflah untuk tidak membiarkan orang lain dalam kondisi susah. misal kalau kerja kelompok, jangan lah jadi orang yang ilang-ilangan. misal kalau makan bareng, misal dibayarin duluan, jangan lah jadi orang yang susah ditagih dan suka lupa sama utangnya. misal kalau nebeng, inisiatiflah baca google maps, beliin minum buat supir, bay