Pada debur ombak yang mengalun di kepala
Yang gelombangnya menjamah potongan ingatan
dari ribuan hari yang telah lalu
Saat aku duduk pada halte di dagoan
Bapak tua memainkan suling depan anak-anak yang bermusik ria
Dia memberi wejangan padamu
Dan aku menyimaknya disebelahmu
Aku menangkap momen itu bagai lukisan diingatanku
Aku rasa aku patah hati kala itu
Di dinding yang dihiasi banyak tulisan
Dan lampu kelip warna warni
Setelah ribuan kilometer aku menunggumu
Saat akhirnya kau menginjakkan kaki di tanah yang sama denganku,
Kau tak mencariku
Pada seorang teman di meja bundar
Berteman kopi dengan sekecap rasa buah
Aku menceritakan cerita patah hatiku
Melupakanmu, hingga benar-benar lupa
Pada tahun dengan angka yang kembar
Kau kembali menemuiku
Membawa nada dan warna kuning jingga
Aku tersenyum melihatmu
Setelah puluhan lampion menjadi saksi keberadaan kita
Dan beribu mimpi serta keresahan yang kita bagi
Kau bilang kau inginkan yang lain
Kau bilang aku lukisan indah yang tak kau cari
Sakit sekali tapi aku mencintai diriku lebih dari apa yang kau ucapkan padaku
Lalu aku berangsur-angsur berdamai dengan perasaanku
Ratusan hari setelah itu
Bagaimana bisa kau datang padaku
Berkata bahwa aku lah yang paling bisa mendengarmu
Lalu di kehangatan minuman ronde yang kita sesap, kau tumpahkan resahmu
Membuatku berkata, Tuhan Maha Baik, Tuhan beri aku kesempatan setelah aku berdamai dengan perasaanku
Aku merasa dibutuhkan olehmu
Hingga lagi-lagi aku dengar, kau menginginkan yang lain
Apakah perasaanku tak ada artinya buatmu?
Adakah Allah masih ingin mengujiku
Bahwa kelulusan ini yang ingin Allah banggakan di depan para malaikatnya
"Lihatlah hambaKu, cintanya pada seorang hamba begitu besar, namun tak mengalahkan cintanya pada-Ku"
"Maka akan Aku karuniai baginya hadiah yang ia tunggu-tunggu. Kabar baik yang jauh lebih baik dari apa yang ia nanti. Ia telah bersabar. Ia telah menjaga. Ia tak mengeluh. Imannya bertambah kuat. Itulah hamba kesayangan-Ku"
"Maka pada hari ini aku bagikan padanya sosok yang lebih baik daripada apa yang meninggalkannya. Aku tinggikan derajatnya dan rumah tangganya. Aku hilangkan resah dihatinya. Dia hambaKu yang Aku sayang. HambaKu yang Aku kasihi."
Allah Maha Pemurah. Allah Maha Penyayang.
Komentar