Juliku.
Seorang teman lama tiba-tiba datang jauh-jauh dari rumahnya. Menghampiri seorang diri. Menyampaikan kabar yang ga pernah aku sangka.
Juli yang aneh.
Pernah ngga suatu hari kalian mengalami dua gelombang emosi yang berbeda.
Saat paginya kalian berlari bersama rombongan pelari, disemangati sorak sorai supporter di kanan dan kiri, terpapar hembusan angin sejuk dan rasa bergejolak di dada, sorenya kalian merasa sangat sesak di dada. Mata sembab berharap segera bangun, karena buat kalian kenyataan yang terjadi seperti mimpi buruk malam hari.
Cukup di Juli
Aku terkejut akan kabar dari orang yang sangat kupercaya. Kabar yang saat ini makin ingin aku lupakan hari demi hari.
Juliku aneh.
Tempat-tempat yang kulewati mendatangkan siluet-siluet diriku dengan orang yang pernah datang bersamaku kesana. Bagai reka adegan, memori itu menari di benakku. Aku ingat semua perasaan yang kurasakan, tatapan yang kudapatkan. Kadang aku mengernyit karena benci mengingatnya. Kadang aku tertawa mengenangnya.
Juli ku
Saat semuanya bergulir biasa-biasa saja, satu notifikasi membuatmu bahagia. Rasanya doa-doa yang telah lama, Allah turunkan satu persatu. Padahal hari itu kamu sedang dilanda kehilangan. Padahal duniamu rasanya berhenti satu jam yang lalu. Tapi Dia ingin kau tetap berjalan meski saat ini kau merasa tak ingin kemana-mana.
Komentar