Langsung ke konten utama

The Way you Interrupt Your God

Ya Allah semoga aku selalu ingat apa yang kurasain saat menulis catatan ini.

Kenari, 12 Februari 2024, 01.59 p.m.

"Chus, malam ada waktu luang ga, ada berita yang mau aku sampein"

Seorang teman menyampaikan berita siang tadi. Masih sangat singkat ceritanya, tapi aku paham itu akan jadi berita sedih.  Speechless dengernya. Mau sedih tapi harus pasang vibes ceria karena mau nge MC. Jadi sedihnya kutunda :( . Selesai acara pun aku buru-buru pulang ke kos. Bukannya masuk ke kamarku, aku malah jalan ke sebelah mengetuk kamar Mbak P disebelah kamarku. "Mbak, mau nasi box Bebek ngga, aku bawa dua".

Akupun masuk ke kamarnya. Sebenarnya, aku cuma butuh ditemani biar ga makan sendiri. Aku takut pikiranku kemana-mana pulang ngantor karena aku jadi ada waktu senggang buat mikirin berita sedih tadi siang.

"Mbak aku boleh cerita ga?" Lalu aku duduk menyila didepannya dan ceritain berita sedih yang kuterima hari itu. Aku bukan orang yang suka cerita ke sembarang orang. Aku ga terlalu sering bicara atau curhat juga sama mbak-mbak tetangga kosku. Tapi malam itu aku sangat butuh teman cerita. Butuh menyampaikan kekesalan dan uneg2 di hatiku. Dan Allah gerakin aja hatiku buat ketuk kamar Mbak P, dan alhamdulillah Mbaknya ngasih aku nasehat-nasehat yang seolah Allah ngomong ke aku lewat perantara kata-katanya.
  1. "Kadang kita memang merasa lebih baik dari orang lain. Menceritakan kejelekan orang lain seolah dia lebih rendah dari kita. Padahal belum tentu kita yang lebih baik."
  2. Allah itu Maha pembolak balik keadaan, dulu ayahnya dia sakit, dapet dosbing susah ditemuin, ga pernah bimbingan 2 bulan, uang terbatas dan kalau ga lulus harus bayar SPP.. dinasehatin ayahnya buat yakin dan percaya kalau Allah bakal permudah. Jangan bilang "Aku takut" "Aku gabisa".. "Ini pasti molor..." "Ini pasti gagal" "Ini bakal jelek hasilnya" Kamu punya Allah.. Jangan sok tau . Jangan ngomong hal yang belum pasti. 
  3. Eh ternyata dia justru dipermudah, sidang pertama kali, sampai orang-orang nanya tips ke dia, penelitiannya dibilang langka dan ditawari project jutaan, lulus pertama kali dan dapat A, lolos seleksi kerja, Ayahnya sembuh, lolos beasiswa ke Jepang saat musim semi, sesuai keinginan dia. Seolah Allah kasih episode-episode bahagia setelah ia lewati episode2 sedih-sedihan dan sengsara. Jadi nikmati aja prosesnya. Jangan menyela Tuhan.
  4. Yakin Allah akan kasih jalan. usahain yang terbaik yang bisa kamu usahain. tapi jangan lalu Interupsi "interupsi, ya Allah aku udah usaha ini itu, tapi kok belum dapat episode bahagia ya.." Jangan, prinsipnya "kerjakan, yakin dikabulkan, lupakan". The Art of Pasrah I'd say.
  5. Kalau cita-cita kita ga terwujud, tanya "Aku itu diselamatkan dari apa?" "Aku itu mau diajari apa?"
  6. "Aku sombong bgt waktu itu, ngerasa aku paling tau apa yang akan terjadi sama takdirku."
  7. Don't get too attached to something. "Hal itu" adalah pilihanku. Tapi Allah ga juga kabulkan meski aku udah berkali-kali doa. Aku lebih bahagia karena itu adalah pilihan Allah.
  8. Kita ga pernah tau satu detik setelah ini apa yg akan terjadi. Aku jadi inget pernah berdoa berkali-kali masuk ke Tim Product Management. karena aku mau role itu, aku mau punya skill itu, dan aku punya background dasar itu. Atasan-atasanku masih berunding buat penempatanku. Aku berdoa berhari-hari biar Allah ijinkan aku masuk PM. Tapi nyatanya aku masuk Business Development. Atasanku jg luar biasa menguji mental yang bikin aku tiap hari stress & pengen cepet pindah kerja. Sungguh ga ada happy-happynya aku berangkat kerja tiap hari. Aku tiap hari cuma doa biar aku ga dimarahin atasanku lagi. Sampai suatu hari, aku di WA bahwa atasanku pindah. Diganti sama atasan baru. Super baik dan aku belajar banyak soal komunikasi dan humanisme ke dia. Sekarang udah 1 tahun lebih aku kerja dibawah atasanku ini. Timku juga semua juga happy. Kita jadi semangat lagi ke kantor. Banyak-banyak bersyukur Allah kasih rejeki atasan yang baik dan peduli ke bawahan.
  9. Malamnya, temenku telpon. Menyambung cerita tadi siang, versi lengkapnya. Aku udah ngga sedih. Aku minta doa ke dia biar aku ga sedih dan biar dikasih keyakinan bahwa Allah akan kasih yang terbaik. Biar ga kufur nikmat akibat satu hal yang bikin sedih.
  10. Dia pun cerita bahwa dia dulu sakit, dia cuti kuliah, patah hati pula kan, pokoknya lagi di titik down banget buat dia,, makin stress dan kankernya stadium 3. Tapi Allah kasih hatinya iman, dan Allah datangkan jodoh terbaik buat dia, Allah pulihkan sakitnya secara ajaib dari stadium 3 turun lagi ke stadium 1, Allah mudahkan ia selesaiin tugas akhirnya dan sekarang Allah jadikan ia perantara Allah buat nasihatin aku malam itu. Bersyukur punya temen-temen yang peduli.
Jadi inget juga ceritanya Kak Gita di bulan November lalu tentang ia yang tiba-tiba dichat calon suaminya di Bulan Ramadhan, atau Kak Gita yang lolos SBMPTN ITB di FTI padahal dia udah pasrah banget dan nunda kuliah setahun,  tentang suaminya yang tiba-tiba dapat SK ke Jakarta saat mau menikah. Semuanya seolah ga mungkin terjadi, tapi Allah jadikan mungkin. Dalam sedetik bahkan. Satu detik yang mengubah cerita sedihmu jadi bahagia. Jangan interupsi Allah. Kita ga pernah tau. Kita bahkan gabisa jamin satu detik kemudian masih ada di dunia ini.

Malam ini di Sentiong hujan. Doa yang baik-baik ya. Semoga Allah mengabulkan doa kita.



Komentar