Bandung, 30 Januari 2016
#####
OKTOBER 2011
7 GRADE CLASSROOM
" Hm cha gimana nih"
"Aku juga gatau nih Chus,,"
Hari itu adalah hari presentasi ide para calon peserta yang akan mengikuti ajang ISPO tahun 2012. Kami semua, calon peserta pendaftar ISPO dan para guru, kepala sekolah, beserta General Manager kami turut berkumpul di ruang kelas 7 (sekolahku campur SMP-SMA) dan mendengarkan satu demi satu presentasi calon peserta. Aku memandang Icha, partnerku dengan gugup. Icha pun balas memandangku dengan tatapan tak yakin. Kemarin kami mencetuskan ide kepada konsultan kami, namun ide kami ditolak, Terlalu biasa, begitu katanya. Kami diberi tenggang waktu 3 hari untuk mencari ide lain. Namun kenyataannya, sudah lewat 3 hari dan kami belum menemukan ide yang pas untuk direalisasikan. Sudah dapat ide atau belum, toh nyatanya kami tetep harus presentasi hari ini.
Aku memang sudah berniat dari awal untuk mengikuti event ini. Dulu waktu kelas 6 SD, aku bersemangat sekali ingin ikut ajang lomba serupa, KIR, namun waktu itu keinginanku hanya sebatas keinginan karena aku tak sempat membuat penelitian ditengah masa-masa sibuk UNAS SD. Saat SMP, aku juga pernah ingin megikuti lomba serupa. Aku bahkan sudah merekrut kedua temanku, namun seperti saat SD, mimpi itu hanya diangan dan tak terwujud. Alhamdulillah Allah SWT menyambut keinginanku dengan memberiku kesempatan lagi di SMA ini. Mumpung masih kelas 1, dan belum terlalu sibuk, pikirku. Kali ini, aku harus ikut, niatku dalam hati. Kupandangi lagi brosur ISPO tahun lalu yang ditempel di papan merah di depan kelas kami. Di brosur itu ada gambar peserta lomba yang tengah sibuk menjaga stand penelitiannya. Ada juga beberapa anak pasiad peserta ISPO tampak ngejreng dengan seragam merahnya. Keren. Andaikan nanti aku dan Icha yang berdiri disana.
“Cha, tahun ini kita berjuang yaa, biar sampai nasional, terus tahun depan gambar kita yang ada di brosur ini, hehee....”
Kami berdua pun asyik dengan fantasi kami masing-masing. Impian-impian bergejolak di hati kami menuntut untuk segera direalisasikan.
###
###
Setelah presentasi, kami tetap diminta untuk menemukan ide baru. Sungguh, frustasi kembali membanjiri otak kami. Aku dan icha sudah berulang kali berganti ide. Ide pertama untuk menjadikan recycle minyak jelantah, pengilang noda dari bahan vulkanik, dan sebagainya. Tiap-tiap ide itu kami sudah browsing artikelnya, bahkan sudah membuat Abstak nya, namun saat dikonsultasikan ide itu di tolak. Tolak dan ditolak dan ditolak lagi. Hampir separuh, bahkan mungkin lebih, yang menyatakan mengundurkan diri dari pendaftaran ISPO dengan alasan ingin mengikuti yang tahun depan agar lebih siap. Aku dan Icha sempat tergiur untuk melakukan hal yang sama. Namun Mr. Ahmet , guru kimiaku berkata “It depends on you whether you want to go on and get a brilliant idea, or easily say you will give up. And the irony is: You will stop before you try. Once again, it depends on you.”
Aku menoleh ke arah Icha. Jujur, kepalaku udah buntet mikirin ide buat ISPO ini, dan aku masih punya banyak tugas dan ujian, sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk belajar. Namun, benar kata guruku “STOP BEFORE YOU TRY”, sounds like i’m the losser!!!
Kata-kata Mr. Ahmet menyulut api semangat di diri kami. Kami akan maju. Maju sebagai peserta ISPO 2012.
Kata-kata Mr. Ahmet menyulut api semangat di diri kami. Kami akan maju. Maju sebagai peserta ISPO 2012.
Bismillahirahmanirohim.
NOVEMBER 2011
PAGI
“Apa,Pak!?” kami semua shock.
“....besok akan diadakan Camp Olimpiade 1 di Jakarta, kalian, anak Olimpiade Matematika, Kimia, Biologi, dan Komputer, semuanya akan berangkat kesana”
“Camp nya dimulai kapan itu Pak?” kami memastikan
“Besok pagi." dijawab langsung tanpa basa-basi
“Hmm pak, kami belum ada persiapan sama sekali” kami masih kaget dan ngga percaya
“Hari ini kalian ijin saja, tidak usah mengikuti pelajaran lagi dan mulai berkemas. Nanti setelah ashar bis jemputan kalian dari Sragen akan sampai. Cepat, bergegaslah”
Kami pun saling berpandangan dan buru-buru ngacir lari ke asrama, nyari-nyari koper dan baju. Juga baju laundry. Waktu itu kami memang belum terbiasa dengan sistem pemberitahuan acara sekolah yang emang suka mendadak. Kami dengan lari-lari tergopoh dan masih setengah tak percaya mulai mengemas-ngemas barang kami. Di lain waktu, nantinya kami sudah terbiasa berkemas cepat bin kilat karena seringnya pemberitahuan acara camping pasiad yang mendadak.
Here we are.
Pukul kurang lebih pukul 3 sore, selepas solat ashar, bis kami mulai berangkat meninggalkan area sekolah Kesatuan Bangsa. Kami, para perempuan, terlihat sangat minoritas. Tak heran, karena dari penumpang itu, semua murid Sragen adalah laki-laki. Sragen memang sekolah Pasiad yang khusus untuk laki-laki, berbeda dengan sekolahku yang ditujukan untuk baik laki-laki maupun perempuan.
Disana aku bertanya. Akan seperti apa Camp nanti? Apa ada kemah? Api unggun? Tapi, camp olimpiade? Belajar? Orang-orang yang baca buku mengitari nyala api? Bertemu dengan anak dari berbagai daerah ras dan suku bangsa? seperti Jambore? Atau?
Entahlah. Rasa penasaran itu kusimpan karena kalah dengan kantukku, dan.,,.aku pun terlelap.
####
To be continued..
CHUSNA AMALIA
Disana aku bertanya. Akan seperti apa Camp nanti? Apa ada kemah? Api unggun? Tapi, camp olimpiade? Belajar? Orang-orang yang baca buku mengitari nyala api? Bertemu dengan anak dari berbagai daerah ras dan suku bangsa? seperti Jambore? Atau?
Entahlah. Rasa penasaran itu kusimpan karena kalah dengan kantukku, dan.,,.aku pun terlelap.
####
To be continued..
CHUSNA AMALIA
Komentar