Langsung ke konten utama

Asramaku, Sejuta Rasa Sejuta Cerita #3

Bandung, 23 Januari 2016



#####

Yogyakarta
Senin, 18 Juli 2011

Kubaca lagi jadwal itu.

JADWAL SISWA TAHUN AJARAN 2011/2012
--- SCHOOL YOGYAKARTA

WAKTU
PROGRAM/ KEGIATAN
 04.30-04.50
Bangun tidur dan persiapan Sholat Shubuh
04.50 - 05.10
Sholat shubuh dan baca al Qur'an
05.10 - 05.45
Mandi, persiapan sekolah, merapikan kamar
05.45 - 06.45
Belajar Mandiri (Etut) Pagi
06.45 - 07.05
Makan pagi/ sarapan
07.10 - 07.25
Apel pagi
07.30 - 12.20
Sekolah
12.20 – 13.20
Makan siang, sholat dhuhur, istirahat
13.20 - 14.50
Sekolah
15.00 - 15.30
Sholat Ashar
15.30 - 17.30
Free time/Extrakulikuler/Olimpiade
17.30 - 18.00
Makan malam
18:00 - 18.40
Sholat Magrib (dilanjutkan kajian  Qur'an)
18.55 - 19.15
Sholat Isya dan evaluasi
19.15 – 19.30
Persiapan Etut malam
19.30 - 21.30
Belajar Mandiri Malam (diselingi break 15 menit pukul 20.30)
21.30-22.00
Persiapan untuk tidur
22.00-04.30
Tidur

Kubaca lagi selembar kertas berisi jadwal rutinitas harianku di KBS. Rutinitas yang padat,bayangku. Apalagi ada Etut (belajar mandiri) pagi dan malam... tidur pun ada waktunya. Freetimeku dari jam 15.30 – 17.30. Hanya 2 jam untuk beristirahat sepulang sekolah. Sangat kontras dengan rutinitas keseharianku waktu smp, yang kalau habis pulang sekolah berarti bisa ‘freetime’ sampai infinite deh sesukaku haha.

Untunglah selama 3 bulan ini kami belum mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) seperti siswa di sekolah negeri. Kami akan mengalami masa matrikulasi terlebih dulu. Jadi, pikirku, belum ada kegiatan sore hari. Selama 3 bulan ini kami di training khusus belajar bahasa Inggris full 9 jam pelajaran, kami juga belajar bahasa Turki karena guru-guru kami kebanyakan berasal dari sana. Akan ada 3 pengampu untuk training bahasa Inggris ini, Yang pertama adalah Mr. Kursad Duvarci untuk bidang studi Main Course, Mr. Ufuk Yildiz untuk Grammar, dan Miss. Amy Joice, native speaker dari Brooklyn, British untuk Vocabulary. Selain itu ada 1 guru untuk Bahasa Turki yaitu Ogretmenim Yasemin (ogretmen = sebutan untuk “guru” dalam bahasa turki).


Metode pembelajaran disini, siswa diminta berkomunikasi dan megutarakan pendapat secara aktif. Terutama di pelajaran Vocabulary yang diampu oleh Miss. Amy, kami diajak lebih banyak untuk speaking alias ngomong. Say want you want to say! Kita dididik biar gak minder sewaktu berkomunikasi pakai bahasa ibunya-Miss.Amy –bahasa inggris maksudnya,hehe-, caranya macam-macam, tiap pelajaran selalu diawali dengan games yang menambah kosakata kami, atau games cerita berantai. Jadi satu anak akan memulai cerita dengan imajinasinya sendiri sebanyak satu kalimat. Anak pertama akan melemparkan spidol dan si penerima spidol harus spontan melanjutkan cerita sesuai imajinasinya, begitu seterusnya.

Kami juga dilatih untuk berani beragumentasi, tak lain dan tak bukan adalah dengan berdebat! Itu bagian yang paling asyik bagiku. Kami akan dikelompokkan dan akan ditandingkan dengan kelompok lainnya. Atau kadang kami dikumpulkan di sebuah forum besar. Cowok versus cewek. Waah kalau topiknya udah menarik, dan semua ikutan ngomong, bakal jadii asyikkk bangettt, semuanya asyik dengan argumen masing-masing. Sekelas jadi rame kayak di Sunmor.

Selain itu, kami juga belajar melalui lagu, film, dan bermain drama! Pernah perannya tentang jadi salesman tukang ngeles yang nebar debu ke rumah ibu-ibu rumahan sambil tetep ngeles, pernah jadi resepsionis hotel rese, pernah jadi doktor lawak bin jayus, dan hal-hal lain yang bikin kami ngakak waktu menampilkan dramanya. Kadang kami dibagi peregu dan dibagikan selembar naskah drama. Guruku akan berkata dalam bahasa inggris “Hafalkan dalam 10 menit, siap atau tidak siap, yang kupanggil maju kedepan, dinilai” Awalnya kami kaget. 10 menit menghafalkan satu lembar penuh text, yang semuanya full pakek bahasa inggris, dan dinilai? Gile nih guru! Menawar pun tidak ada gunanya, (daripada susah2 nawarnya pake b.ing) langsung saja, sekelas, mulut kami komat-kamit menghafalkan naskah tersebut.

Pertamanya kami rasa tidak mungkin! Namun akhirnya toh kami bisa juga. Bahkan beberapa mendapat nilai 100. Ternyata kita bisa kalau kita yakin! Jangan bilang nggak mungkin sebelum mencoba, karena tekad dan kerja keras itu benar-benar nyata hasilnya.


Training bahasa inggris yang full berjam-jam itu ditujukan agar kami nantinya terbiasa mendengar, berbicara, dan diajar dengan bahasa Inggris karena metode sekolah kami yang menyandang kata ‘bilingual’. Kebanyakan guru-guru kami adalah orang asing, yang memang tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga mau tidak mau kami harus bisa berbahasa Inggris untuk menyerap pelajaran yang diterangkan.  Takut? Ya. Pertamanya, jujur, aku terbayang bagaimana kalau gurunya mengajar di kelas dan aku hanya bengong melongo?  Apalagi guruku ini orang asing asli, yang logatnya tentu saja berbeda dengan  inggrisnya orang Indonesia. Bagaimana kalau cuma aku yang samasekali tidak bisa  dan teman-temanku bisa? Bye

Kulihat di wajah teman-temanku dan aku tahu, kami semua merasakan hal yang sama. Kutepis pertanyaan-pertanyaan tak masuk akal itu. Takut bukanlah alasan kalau kita belum mencobanya. Kalau tidak bisa ya bertanya lah pada  guru untuk diajari. Disini kami sama-sama dalam proses belajar.
Kalau tidak bisa, serap itu sebagai energi positif untuk terus berusaha dan mengubah apa yang tadinya tak mungkin menjadi mungkin. 



Kuhirup aroma kisah hidup baruku yang mulai berhembus menerpaku. Bismillahirahmanirohim... kuayunkan langkah memasuki kelasku.

AGUSTUS 2011
RUANG KELAS XA

#####


To be continued


Komentar