(Berawal dari sepeda..)
Balik ke sepeda. Bersepeda itu membuka pikiran. Kenapa? Berikut
alasan-alasan yang kudapat dari hasil riset:
1. Membuat lebih ramah
dan adaptif. Selama di jalan aku bertemu banyak orang maka otomatis aku menyapa
banyak orang. Sekalipun nggak kenal, aku harus tetap aruh-aruh
(tau kan->unggah-ungguh orang Jawa) hehe :>
Tanpa
sadar itu membuatku bisa lebih ramah pada orang lain. Tau bagaimana cara
berkenalan yang baik, Membuatku jadi lebih udah beradaptasi dengan lingkungan
luar.
2.
Ayahku juga mengenalkan padaku tentang arti kompetisi
melalui ini. Itu karena aku, adik, dan ayahku kadang balapan. Yang nyepeda
paling belakang yang kalah. Wkwk. Adekku ngayuhnya juga kenceng.
Balapannya di tempat yang sepi tapi, biar ga mengganggu lalu lintas. Selama bersepeda kita tetep harus memperhatikan sekeliling. Jangan sampai aku nubruk gerobak penjual burjo di pinggir jalan. Membuatku lebih mawas diri dengan lingkungan sekitarku.
Balapannya di tempat yang sepi tapi, biar ga mengganggu lalu lintas. Selama bersepeda kita tetep harus memperhatikan sekeliling. Jangan sampai aku nubruk gerobak penjual burjo di pinggir jalan. Membuatku lebih mawas diri dengan lingkungan sekitarku.
3. Tanjakan dan
turunan.
Saat
bersepeda biasanya aku pasti melewati 2 tanjakan (jalan menaik) saat berangkat
dan 2 tanjakan saat pulang. Jadi minimal aku pasti melewati 4 tanjakan. Yang
kuhitung adalah tanjakan yang bener-bener “tanjakan” lho. Yang panjangya
mungkin sekitar 500m lebih dan tinggiiiinyaaa...fuew~ emang bener-bener bikin
ngos-ngosan.
Aku yang pas itu masih SD mulai belajar arti kerja keras, gigih, dan pantang meyerah. Karena kalau aku mengaku kalah dan memilih nuntun sepeda pasti diledekin sama ayah. Atau kalau enggak, jarakku sama ayah jadi jaauuh bangeet gara-gara aku kelamaan nuntun. Akhirnya, aku lagi yang harus nggenjot mati-matian habis nuntun, biar ga makin jauh ketinggalan.
Aku yang pas itu masih SD mulai belajar arti kerja keras, gigih, dan pantang meyerah. Karena kalau aku mengaku kalah dan memilih nuntun sepeda pasti diledekin sama ayah. Atau kalau enggak, jarakku sama ayah jadi jaauuh bangeet gara-gara aku kelamaan nuntun. Akhirnya, aku lagi yang harus nggenjot mati-matian habis nuntun, biar ga makin jauh ketinggalan.
Turunaaann
Yey \:D/
Karena
aku dapat 4 tanjakan, otomatis aku juga dapat 4 turunan. Karena tanjakannya
tajam dan panjang, turunan yang kudapat pun juga panjaaaannnggg dan
leepaaaaaaaaass.. wuus Rasanya looss banget..
Angin menyibak rambutku di kanan kiri, menerpa wajah, hembusan sejuk udara pagi berebutan masuk mengisi paru-paruku, sinar matahari pagi yang menghangat di sekelilingku, semuanya membuatku jadi ngerasa plong dan bersemangat!
Roda sepedaku bergulir begitu cepatnya sehingga aku memilh melepaskan kakiku dari pedal dan membiarkan roda itu bergulir sesuka hatinya, berlari membawaku melewati siluet rumah-rumah di kanan kiriku, membiarkanku tersenyum lepas menikmati semuanya.
Angin menyibak rambutku di kanan kiri, menerpa wajah, hembusan sejuk udara pagi berebutan masuk mengisi paru-paruku, sinar matahari pagi yang menghangat di sekelilingku, semuanya membuatku jadi ngerasa plong dan bersemangat!
Roda sepedaku bergulir begitu cepatnya sehingga aku memilh melepaskan kakiku dari pedal dan membiarkan roda itu bergulir sesuka hatinya, berlari membawaku melewati siluet rumah-rumah di kanan kiriku, membiarkanku tersenyum lepas menikmati semuanya.
Saat
itulah aku mulai belajar arti kebebasan.
Rasanya
lepaaas. Tak ada yang mengekang di hati. Apalagi setelah sebelumnya capek menggenjot melewati tanjakan. Terbayar
sudah. Apalagi kalau suasana disekeliling kita asri. Hahh benar-benar bikin
hati kita cair dan sejuk. Banyak pula orang-orang yang lagi lari pagi menyapa
dan tersenyum padaku. Menghangatkan hati. Benar-benar pagi yang menyenangkan...
:)))
4. Terakhir, adalah
jiwa petualangku. Hehe. Rasa ingin bertemu orang-orang baru, menjumpai
tempat-tempat baru, dan melihat berbagai hal baru. Bersepeda membuatku
penasaran ingin mencoba setiap jalan
baru yag kutemui di jalan. Bahkan gang sekecil apapun.
Rasa penasaran tiap kali aku mencoba setiap gang kecil untuk tau gang itu mengarah kemana, menghubungkan gang demi gang, jalan demi jalan, dan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Rasa penasaran tiap kali aku mencoba setiap gang kecil untuk tau gang itu mengarah kemana, menghubungkan gang demi gang, jalan demi jalan, dan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Dari
sanalah jiwa petualangku berawal..
Komentar