DUNIAKU DAN PETUALANGAN
Bisa dibilang segalanya berawal dari sepeda.
Aku suka petualangan.
Aku suka outdoor. Aku suka jalan-jalan, suka menjelajah tempat-tempat
baru, bertemu banyak orang-orang baru, melihat banyak hal baru, dan sebagainya.
Sebenarnya setelah aku pikir, hal pertama yang membuatku menyukainya
adalah sepeda.
Dan itu menjadi hal yang kusadari sekarang ini, adalah proses penting
dalam pembentukan karakterku.
Semuanya berawal dari aku yang waktu itu masih duduk di bangku kelas 2 SD
dengan riang gembira mengayuh sepeda baru pemberian ayahku. Waktu itu aku
sangat bahagia. Meski bolak balik jatuh, aku
sangat bahagia.
AKU DAN MASA KECILKU
Aku di masa kecil, adalah anak SD yang pemalu. Pendiam dan nggak mau
ngajak ngomong orang kalau nggak diajak omong duluan. Doyannya mager di rumah.
Sehari-harinya ya doing things in the house kayak gambar-gambar, baca buku
dongeng, nonton tivi, imajinasi, bengong, apa kek,, yang penting di rumah.
Aku ngerasa tenang dan nyaman aja bagiku itu udah cukup. Ngapain susah-susah main di luar keringetan. Ibuku sama ayahku biasanya baru pulang sore. Ya gitulah, layaknya kura-kura yang selalu ngumpet di balik rumahnya. Aku hanya menampakkan diriku di luar sesekali, itupun karena diajak main sama tetanggaku,-anak perempuan sebayaku. Kalau ngga ada dia aku ga mau main. Ya lebay banget gitu deh jaman dulu.
Aku ngerasa tenang dan nyaman aja bagiku itu udah cukup. Ngapain susah-susah main di luar keringetan. Ibuku sama ayahku biasanya baru pulang sore. Ya gitulah, layaknya kura-kura yang selalu ngumpet di balik rumahnya. Aku hanya menampakkan diriku di luar sesekali, itupun karena diajak main sama tetanggaku,-anak perempuan sebayaku. Kalau ngga ada dia aku ga mau main. Ya lebay banget gitu deh jaman dulu.
Biasanya mainan andalanku adalah main pasar-pasaran. Tau kan, yang mainan
pura-pura masak itu lhoo. Cuma masaknya pakai pasir, plastisin, kalau nggak ya
tanemannya ibuku.
Kita nyabut-nyabutin taneman, motong-motong, ngiris-iris, dikaih air, pura-pura dikasih bumbu pakai taburan batubata merah –atau kalau nggak ya batu kapur. Masaknya tergolong rempong lagi, pakai dihias-hias dan dibentuk-bentuk, dikasih ini dikasih ituu.. (heheehe, kreativitas masa kecil), terus sentuhan akhirnya di taruh secara menarik di atas piring cantik daaari plastikk. Taraaraaa.. (abis itu piringnya tumplek).
Komentar