Langsung ke konten utama

Postingan

Buku favoritku

Hari-hariku terasa cepat Persis seperti dulu saat kita janjian untuk bertemu Aku selalu berharap hari-hari diantaranya segera berlalu Agar aku bisa cepat melanjutkan bacaanku Aku bahkan tak bisa menuliskan Perasaan familiar yang kurasa saat melihat sudut halamanmu Alunan musik yang kudengar saat aku mendengar ceritamu Ketenangan yang ada saat aku membaca kata-katamu Setiap tempat yang kita kunjungi bagai halaman buku yang terlipat Yang selalu aku ingin datangi lagi Tahun itu, tahun yang berharga buatku Mereka berkali kali bertanya padaku Sudahkah kau selesai? Tentu! Tentu aku sudah menamatkan ceritanya Sudah tidak ada lagi buku yang kubaca Buku buku baru itu tak menarik buatku Terlalu puitis, terlalu teoritis, terlalu realistis Aku tidak bisa menikmati kudapanku saat membaca Mereka bilang aku terlalu lama menyimpanmu Akan membelikanku buku yang baru Tapi di setiap toko buku yang kukunjungi Aku selalu membandingkannya dengan buku lamaku "Buku favoritku" Chusna A.
Postingan terbaru

I met her for brunch today

I met my younger self for brunch. She was around 17. She arrived 5 minutes late, and I arrived 10 minutes early. She ordered the cheapest item on the menu, saying she usually doesn’t eat at cafes. I ordered what I wanted and told her the brunch was on me. She told me about the competition she was preparing for and said that she was so afraid of failing. I held her hand and said failure is not something she should be afraid of. "We lose and win, and everything is temporary," I added. During our brunch, I reminded her to start eating real food and to exercise regularly because we would need to visit the hospital a few times in the future if we're not start doing it. She nodded, then asked me how to cheer up her best friend who had a broken heart. She also asked if we would have a broken heart in the future. I told her we would. She stared at me and asked if it was bad. I said it was bad, but I told her how much we had grown from it. "It’s fine to feel vulnerable someti...

"Filosofi Teras"

 Oktoberku. Diawali dengan aku yang marah karena suatu masalah. Yang setelah dipikir-pikir sekarang, hm ngapain aku marah ya..karena masalahnya kini keliatan sepele banget. Tapi asli waktu itu aku ngerasanya bete parah. Dan muka ini gabisa nutupin rasa bete itu ternyata, sampai-sampai ada orang nanya berkali-kali di hari itu, "Chusna, kamu sakit?" Untungnya emang akar gigi aku lagi nekrosis, walaupun ga sakit-sakit banget, tapi aku jadi punya landasan buat bilang "Iya saya sakit gigi Pak makanya males ngomong, maaf ya" Rasa marah karena ketidakadilan itu bikin aku ga nyaman kerja. "Sabar, mungkin itu jadi sumber pahala gratis buat kamu" Kata ibuku Hm, iya tapi kalau aku ujungnya ngomel-ngomel takutnya jadi sumber dosa ga sih. Itu terjadi beberapa hari, sampai ada satu hari yang aku bener-bener berdoa, di tengah malam. Ya Ghâlib dan Ya- Nashîr  (Allâh Maha Menang dan Maha Penolong)  itu kuulang-ulang sampai aku ketiduran lagi. Besoknya aku plong. Ketidak ad...

Dua Tahun di Jakarta

Ngga kerasa bulan September ini aku udah 2 tahun pindah kerja ke Jakarta. Jadi inget, dulu 2,5 tahun aku kerja sebagai karyawan BUMN di Bandung, hidup aku rasanya bener-bener di comfort zone. Rutinitasku ya gitu-gitu aja. Senin-Jumat kerja, Sabtu-Minggu istirahat atau main sama temen..jalan pagi di Saparua, Cibeunying, atau daerah Tahura dan Tebing Keraton. Temen sebenernya juga ga banyak. Apalagi satu gedung waktu itu pegawainya cuma dikit. Jadi bisa dibilang circle aku ya itu-itu aja.  Mulai ngerasa bosen sebenernya, kalau bisa dibilang sejahtera, alhamdulillah sejahtera, work-life balance banget. Kalau pun ada lembur, hanya hitungan jari. Seneng sih, tapi tiap harinya lempeng gitu rasanya, seolah ga ada excitement, dan mulai lah ada pikiran-pikiran "Kok aku gini-gini aja ya?" "Orang-orang seumuranku udah pada ngapain aja sih?"  "Lah si ini S2, lohh si ini beli rumah, wuih si ini bisnis buka cafe, heeh si ini udah nikah aja" gitulah kira-kira POVku saat ...

August

Agustus, Perasaan berdamai pelan-pelan hadir. Atas semua hal yang membuat kaget di bulan Juli, mulai bisa aku terima.  Bulan ke-8,  Kesempatan tidak terjadi begitu saja, kita yang menciptakannya. Aku datang ke Bekasi untuk bertemu penulis yang aku idolakan. Tidak pernah jumpa dan kenal sebelumnya. Aku hanya terinspirasi dari tulisan-tulisan seorang Mama yang merupakan dosen dan pebisnis muda lulusan negeri Sakura, ga kusangka dia membawaku ke komunitas baru & opportunity baru. 8 dari 12, Aku lolos program Relawan Bakti! 100 dari 10.000 pendaftar! Nyangka? Enggak jujur. Karena batch sebelumnya cuma lolos 3 dan yang keren-keren banget yang lolos. Apakah kini aku merasa keren? Ya enggak, lebih ke beruntung. Beruntung juga pakai banget, gatau doa siapa yang Allah kabulkan, bener-bener menganggap ini penghibur hati setelah jas jes jos berita-berita tak terduga di Bulan Juli yang bikin ngilu. Seseneng itu ikut Relawan Bakti, rate 10/10! Mau lagi! Dapet bonus exposure dan terbuka...

Juliku

Juliku. Seorang teman lama tiba-tiba datang jauh-jauh dari rumahnya. Menghampiri seorang diri. Menyampaikan kabar yang ga pernah aku sangka. Juli yang aneh. Pernah ngga suatu hari kalian mengalami dua gelombang emosi yang berbeda. Saat paginya kalian berlari bersama rombongan pelari, disemangati sorak sorai supporter di kanan dan kiri, terpapar hembusan angin sejuk dan rasa bergejolak di dada, sorenya kalian merasa sangat sesak di dada. Mata sembab berharap segera bangun, karena buat kalian kenyataan yang terjadi seperti mimpi buruk malam hari. Cukup di Juli Aku terkejut akan kabar dari orang yang sangat kupercaya. Kabar yang saat ini makin ingin aku lupakan hari demi hari. Juliku aneh. Tempat-tempat yang kulewati mendatangkan siluet-siluet diriku dengan orang yang pernah datang bersamaku kesana. Bagai reka adegan, memori itu menari di benakku. Aku ingat semua perasaan yang kurasakan, tatapan yang kudapatkan. Kadang aku mengernyit karena benci mengingatnya. Kadang aku tertawa mengenang...

Damai

Pasti senang punya orang yang bisa benar2 kamu percaya. Tanpa ragu. Tanpa harus minta. Yang mau saling berusaha. Semoga kamu dikelilingi orang orang baik dan takdir yang baik

When it feels like everyone against you

 Inget Chus, suatu saat nanti saat kamu ngelihat ada orang yang dijatuhkan sama orang lain, dan orang itu keliatan ngerasa left out/abandoned Make sure you say the right words to comfort them... That their existence matters. That you are grateful for their existence in your life. Help them improve from their flaws. Reminds them what makes them likable and worthy. Embrace them. Sending out some love, Chus... Life is so cold to live alone.

Sakit dan Masakan Ibu

28 Mei 2024  "Gimana kondisi pagi ini?" tanya seorang ibu kepada anaknya yang sudah 3 hari sakit Aku membuka mata, semalam aku tidak makan. Flu, muntah dan batukku bikin aku gabisa ngapa-ngapain. Dari isya aku udah ga bergerak dari kasur. Tidur. Tepar sekali. "Masih batuk batuk bu" jawabku. "Buat makan, liwet, bikin sayur yang berkuah, dari pagi masak jadi makan itu 3 kali" ujar ibuku dengan nada sedikit mengomel. Aku yang masih dalam kondisi tubuh lemah pun auto merasa sedih. "Kok ibu ga kesini? Kan enak kalau lagi sakit bisa dimasakin ibu.." "Kapan? Kan bentar lagi 2 minggu lagi kamu pulang" Aku makin sedih. Jadi aku diam saja. Mendengarkan. Sampai telepon itu ditutup. Aku matikan power di HPku. Lalu mengumpulkan tenaga buat berjalan ke dapur agar aku bisa masak, makan dan minum obat. Mungkin terdengar manja, tapi aku rindu masakan ibu. Kalau sedang sakit dan tepar begini, dan jauh dari keluarga rasanya sedih karena aku masih harus me...

Gelombang itu Lagi

Hari ini lewat di berandaku. Tepat saat gelombang kecewa dan sedih itu kembali datang.  Berulang kali. Bahkan saat sudah bertahun lamanya. Menjaga iman tetap di atas butuh effort yang luar biasa bukan? Semoga selamanya, keteguhan di hatiku dilindungi olehNya. Bahwa keputusan yang diambil tidak patut sekali pun disesali. Karena aku sudah melibatkan Allah. Bahwa kepahitan yang dirasakan, menjauhkan kita dari hati yang tak mampu bersyukur. Karena Allah yang Maha Memperbaiki. "Kelak dirimu akan mengerti bahwa memilih pasangan itu tidak hanya karena cinta, tapi juga tentang siapa yang akan menemani ibadahnya hingga menutup mata." -Umar bin Khattab

Pesan putih untukmu

Untukmu. Aku melihatmu sebagai seorang pejuang. Merunduk karena ilmu dan berkepribadian matang. Dan aku kagum padamu karenanya. Aku melihatmu sebagai seorang petualang. Semangatmu menular padaku. Membuatku ingin menemanimu kemana saja jalan yang ingin kamu tempuh. Aku ingin membersamaimu. Aku ingin jadi tempat kau pulang setelah lelah berkelana, tempatmu berbagi cerita. Aku ingin jadi tempat bersandar saat kau merasa resah dan ingin jadi muara saat kau menceritakan riuh ombak mimpi-mimpimu. Aku ingin berdebat lalu berbaikan denganmu. Membicarakan hal-hal serius lalu tertawa oleh candamu. Bicara omong kosong lalu termenung memandang langit disisimu. Aku ingin memuji Tuhanku bersamamu. Aku ingin merunduk sujud pada Tuhanku dibelakangmu. Aku ingin dengan tulus mendoakan kebaikan kebaikan kepada Tuhanku untukmu. Semoga Tuhanku melupakan aku padamu, sebenar-benarnya lupa. Menghapus rinduku, sehilang-hilangnya rindu. Membersihkan perasaanku, sebersih-bersihnya hati.  Sampai Ia mengizinka...