Pada debur ombak yang mengalun di kepala Yang gelombangnya menjamah potongan ingatan dari ribuan hari yang telah lalu Saat aku duduk pada halte di dagoan Bapak tua memainkan suling depan anak-anak yang bermusik ria Dia memberi wejangan padamu Dan aku menyimaknya disebelahmu Aku menangkap momen itu bagai lukisan diingatanku Aku rasa aku patah hati kala itu Di dinding yang dihiasi banyak tulisan Dan lampu kelip warna warni Setelah ribuan kilometer aku menunggumu Saat akhirnya kau menginjakkan kaki di tanah yang sama denganku, Kau tak mencariku Pada seorang teman di meja bundar Berteman kopi dengan sekecap rasa buah Aku menceritakan cerita patah hatiku Melupakanmu, hingga benar-benar lupa Pada tahun dengan angka yang kembar Kau kembali menemuiku Membawa nada dan warna kuning jingga Aku tersenyum melihatmu Setelah puluhan lampion menjadi saksi keberadaan kita Dan beribu mimpi serta keresahan yang kita bagi Kau bilang kau inginkan yang lain Kau bilang aku lukisan indah yang tak kau cari Sak