Langsung ke konten utama

Fedakar. A letter for Vay.

Fedakkar.  Berkorban.


"Tunjukkan padanya cara berkorban.  Latih dia Chus, "


pict source : 



Vay,  bahkan pengalaman ku berkorban masih sangat sedikit. Aku mengerti maksudmu, bahwa dengan melatihnya,  diriku sendiri sejatinya yang akan terlatih bukan,? 

Karena berkorban itu tidak bisa kuajarkan dengan beribu kata yang keluar dari mulutku. 
Tapi kuteladankan dari sikapku. 

Vay,  sebentar lagi aku akan melewati semester enam,  dan aku ingin selalu berbenah diri.  Aku ingin membanggakan orang orang yang mengasihiku. Jikalau tidak, aku ingin menjadi orang yang bertindak benar itu sudah cukup, asalkan aku selalu membuat hati mereka yang lembut itu tetap tentram seperti adanya. 

Vay, kau bilang hatiku lembut, apakah itu benar? Karena aku merasa begitu bahagia setiap mengingatnya.  Kau tau betapa aku selalu ingin memiliki hati yang lembut? Kala itu aku seakan menangis bahagia mempercayainya. 

Vay, apakah mereka akan menyukaiku? Meski semester ini aku begitu sibuk di lab,  akankah mereka selalu mempercayaiku?  Apakah aku bisa membuat cahaya rumah ini lebih hidup? 

Vay, jika berkorban memiliki arti yang sederhana tentu tak akan ada pembelajaran dibalik kata itu. 

Vay, semester ini aku belajar, menghilangkan  segala apati yang ada dalam kepalaku. Membuka mata untuk selalu bersyukur dan merespon segala sesuatu secara positif. 

Vay, aku sempat merasa terombang ambing,  berusaha memuaskan semua pihak,  yang aku tahu tak mungkin bahwa diri kita yang kecil ini punya kuasa untuk itu 

Vay,  aku belajar untuk mendinginkan kepala. Bahkan ketika aku gelisah,  ketika aku marah, dan ketika aku gundah

Dan pada segala yang aku ragu aku bisa lakukan, pada segala yang membuatku goyah, pada segala yang membuat hatiku kecil, aku bertumpu pada Pemilik Langit, untuk meneduhkan jalanku, menuntunku hingga  tak ada satu langkah pun tercipta tanpa ada ridhaNya. 

Komentar