Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Fedakar 3. Human

Sore itu aku iseng memutar daftar rekaman suara milikku.  Salah satunya, yang paling banyak menginspirasiku, paling menggetarkan hati, adalah serangkaian kata-kata dari kawan lama..  "Chusna... Kemanusiaan itu dihargai karena PenciptaNya.. Lalu bagaimana cara kita mencintai kemanusiaan?" Saat itu tak terdengar kata-kata dariku.  Aku hanya terdiam, menanti arah pembicaraannya "Ketemu teman,  kalau janji ga ditepati,  dia selalu berbohong, tindakannya tidak menyenangkan,   Bagaimana caramu mencintai orang ini?" Mencintainya.. Kupikir,  boro-boro aku akan mencintainya, menoleh kepadanya  aja ga yakin aku "Dari 10 perbedaan,  pasti ada satu persamaan antara kita dengannya. Saya bisa mencintai dan mengasihinya karena saya melihat penciptaan Allah kepadanya.  Di asrama kita yang terdiri dari berbagai jenis orang,  beragam karakter,  tentu kita memiliki background yang berbeda.  Tapi dari sekian perbedaan pasti ada satu yang dapat m

thursday

"dan dalam satu tahun itu..fokuslah pada apa yang kamu kerjakan." -As

husnudzan

"Allah akan membalas sesuai prasangkamu terhadapNya" "Tidak tahu rezeki dan kesempatan yang baik itu datang dari doa yang mana, mungkin dari doa kakek-kakek di pinggir jalan yang kamu bantu, mungkin dari uang sekecil 1000 perak yang kamu sedekahkan, mungkin dari orang yang kamu sapa dengan senyum, mungkin dari orang yang kamu permudah persoalannya. Tidak ada yang tahu. Tidak ada yang tahu kapan Allah memberikan rahmatNya. Tidak ada yang sia-sia. Tidak ada yang sia-sia semua yang kamu sedekahkan, semua yang kamu niatkan ibadah kepada Allah"

Fedakar 2. I'm in thoughts.

Sabtu. pict source :  desires-andso-much-more.tumblr.com Kopi kuhabiskan. Detik ini, seharusnya aku sudah mulai mengerjakan laporan untuk hari senin, namun jariku gelisah ingin menuliskan sesuatu hingga niat itu kuurungkan. Baru saja, sejam yang lalu, seseorang menangis di sampingku. Seseorang yang selama ini kukenal sebagai orang yang keras kepala, orang yang tak segan menjawab kata-kataku. Bahwa selama ini ia terbebani. Ia merasa tidak didengar, tidak dipedulikan, tidak diperhatikan. Mengapa bisa sekebetulan ini? Dia bercerita padaku, bahwa selama ini ia ingin orang lain juga mengerti keadaannya, bahwa tiap malam ia seorang diri yang harus memastikan segala sesuatu disaat orang-orang tertidur lelap di atas kasurnya. Mengapa mataku tertutup? Dia bersabar. Bahkan dengan latar belakangnya sebagai orang dari suku yang terkenal berwatak keras, dia telah bersabar. Dia bisa mengeluh tapi ia memilih untuk tidak melakukannya. Hal yang tak terbesit p

Fedakar. A letter for Vay.

Fedakkar.  Berkorban. " Tunjukkan padanya cara berkorban.  Latih dia Chus, " pict source :  Squarespace Vay,  bahkan pengalaman ku berkorban masih sangat sedikit. Aku mengerti maksudmu, bahwa dengan melatihnya,  diriku sendiri sejatinya yang akan terlatih bukan,?  Karena berkorban itu tidak bisa kuajarkan dengan beribu kata yang keluar dari mulutku.  Tapi kuteladankan dari sikapku.  Vay,  sebentar lagi aku akan melewati semester enam,  dan aku ingin selalu berbenah diri.  Aku ingin membanggakan orang orang yang mengasihiku. Jikalau tidak, aku ingin menjadi orang yang bertindak benar itu sudah cukup, asalkan aku selalu membuat hati mereka yang lembut itu tetap tentram seperti adanya.  Vay, kau bilang hatiku lembut, apakah itu benar? Karena aku merasa begitu bahagia setiap mengingatnya.  Kau tau betapa aku selalu ingin memiliki hati yang lembut? Kala itu aku seakan menangis bahagia mempercayainya.  Vay, apakah mereka akan menyukai