Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

A clog in the heart

How bad a day you had.. It's always been peaceful knowing you have someone to talk to... A friend that think your most Childish dream make sense Right to the head Hearing your heart A day to remember. Thanks. Wednesday.  In the third week of September.

kuarsa 2

dan waktu ketika kita bicara pada jendela yang sama sekali lagi menerka apa lagi yang kan kita coba pikirkan satu alasan baru kau ingin perjuangkan bersamaku jadilah pendahulu karena orang berkata mengapa mereka harus cinta yang terus menutup mata pada orang orang disekitarnya mengapa mereka harus suka yang tak berniat menghilangkan luka tak mau berlari arungi samudra muram diam tak bersuara dan waktu ketika kita bicara pada jendela yang sama sekali lagi menerka apa lagi yang kan kita rasa chs. A humanism poet that inspired by life about somebody who never knows the reason for his/her losing enthusiasm in every single thing he does. This is a mono dialog he made. He does feel something wrong yet can't fix it.  He wanna do find an answer.  An action-reaction do exist, in a strange-unexpected way

Sentuhan Kalbu Keimanan

Di suatu daerah yang jauh dari hiruk pikuk kendaraan, di tempat yang kicauan burung masih terdengar dan udara yang selalu terasa layaknya usai dibilas hujan, tersebutlah seorang guru yang amat bijaksana. Guru itu sangatlah pandai dan sabar. Setiap sore hari, beliau mengadakan mentoring sehingga murid-muridnya akan berkumpul mengelilinginya untuk menanyakan apa saja yang tidak mereka mengerti kepada beliau. “Pak Guru, apakah benar Tuhan itu ada?” ujar salah seorang muridnya. “Ya, tentu saja!” jawab beliau. “Tapi Pak Guru, bagaimana kita bisa percaya sesuatu yang tidak bisa kita lihat??” “Ibaratnya begini anakku, misalnya kamu terjatuh dan terluka. Lalu lukamu mengeluarkan darah. Kamu mengatakan kalau kamu sakit. Tapi bagaimana kami bisa mempercayaimu? Bolehkah kita memutuskan kalau rasa sakitmu itu tidak ada karena kami tidak bisa melihatnya? Tentu tidak. Jika kita menggunakan logika kita, kita akan melihat tanda dari rasa sakitmu, misalnya, darah yang keluar dari lukamu. Sam