Aku mengemasi barang-barangku. Mereduksi sebanyak yang aku bisa, agar ransel itu tak berat saat kubawa. Jaket, laptop, peralatan mandi, dan beberapa perkakas kumasukkan ke dalam ransel biruku.
Lift berbunyi lagi.
Pintu lift terbuka. Katingku telah menunggu di dalam lift. Aku dan beberapa temanku bergegas memasuki lift. Kami akan membuktikan mitos lantai tersembunyi dari gedung ini. Beberapa orang tertentu kami tahu pernah mengakses lantai rahasia ini. Pada lift hanya ada tombol hingga ke lantai 12. Namun, menurut orang yang telah kuinterogasi, salah satunya adalah kating mikroku, ada 1 tombol lagi yang letaknya agak jauh dari tombol-tombol yang lain. Aku mengamati, dan kutekan tombol bertuliskan angka 2 berada jauh di atas tombol-tombol yang lain. Tombol itu terlihat seperti tombol biasa, hanya saja agak susah menjangkaunya. Mengapa 2? Entahlah, memang begitu adanya.
Lift bergerak naik, dan kurasakan udara dingin berasap seolah menembus masuk ke dalam lift.
Ting!
Pintu terbuka, dan pemandangan yang kami dapati adalah kabut. Segalanya nampak putih seperti kabut hingga kami menapakkan kaki keluar. Kabut mulai menghilang dan samar-samar kutemukan kami berada di jalan raya dalam posisi hendak menyebrang. Di depanku ada lapangan hijau membentang, mirip dengan lapangan luas yang sering kudatangi saat SD untuk pelajaran olahraga.
Kendaraan-kendaraan di jalan raya itu ada dalam kondisi terfreeze. Aku dan teman-teman berjalan menuju lapangan dan tiba-tiba kendaraan-kendaraan itu melesat di depan kami. Kami terkejut. Motor-motor berseliweran silih berganti. Sebuah motor berdenging melewatiku. Aku tak membayangkan apa yang terjadi jika aku bergerak seinci lagi. Kami harus bergerak cepat, perhitungan kami harus tepat. Temanku berjalan saat kendaraan melesat tanpa ia sempat menghindar. Aku hendak menjerit, namun tidak ada korban. Seketika aku paham pola yang terjadi. Ini adalah survival game. Orang-orang yang ditabrak motor-motor tadi akan langsung menghilang, menyisakan hampa di udara. Orang-orang yang berhasil melewati jalan ini akan naik ke level selanjutnya. Ini adalah rintangan pertama. Cukup beruntung bahwa aku selamat. Aku mungkin bisa beruntung lagi dan mencoba beraneka rintangan yang ada di depan. Aku sudah di lantai ini, aku akan mengeksplor sejauh mungkin apa saja yang disembunyikan oleh lantai ini.
Dengan bersemangat, kami semua bergegas memasuki lapangan. Aku tidak terlalu ingat apa saja yang terjadi, namun banyak sekali rintangan yang ada di lapangan itu. Lapangan itu dibagi perpetak dimana tiap petak mengandung rintangan berbeda. Sebuah panah meluncur melewati atas bahuku tepat ketika aku ditarik oleh temanku. Lagi-lagi aku beruntung.
Aku tak ingat. Sepertinya aku tak henti bergerak dan berpikir selama di lapangan. Teka teki koin, bertanding 5 lawan 5, mengitari banyak belokan, bertemu dengan burung yang entah kenapa super besar, memanjat tali tambang yang di tiap injakan tali ada scorenya masing-masing,(injakan paling terjal akan memiliki scpre paling tinggi), dan melawan musuh yang dapat merapal mantera. Yang kuingat, kami yang tak bisa merapal mantera berhasil menang dengan menampar pipi si musuh sehingga ia tak punya kesempatan merapalkan mantera.
Kami selamat. Hanya aku dan 3 orang temanku yang lain. 2 perempuan dan 2 laki-laki tersisa. Di ujung lapangan, kami diminta duduk untuk berpas foto. Untuk apa? Untuk kartu identitas menyatakan kami telah berhasil melalui rintangan-rintangan di lapangan rumput. Aku difoto 2x. Lalu segalanya terasa normal kembali.
Aku menata ulang tasku. Lalu kami bergegas menghadiri acara ulang tahun teman SMP ku di sebuah hotel tak jauh dari tempat itu. Kami masuk aula super megah dan menuju ke kamar temanku untuk membantunya mempersiapkan jamuan yang dihidangkan. Aku masih memikirkan lantai rahasia itu. Orang-orang yang telah kesana diminta berjanji untuk tidak menceritakan kepada seorang pun pengalaman yang telah ia lewati. Masing-masing dari kami diberi hadiah batu-batu indah. Entahlah, mungkin tanda seberapa pencapaian kami saat disana? Mungkin, kalau aksimu bagus saat menghadapi rintangan, kau akan dapat batu yang paling bagus. Makin lama kuingat, aku semakin tidak bisa mengingat detailnya, entah kenapa.
Ada tamu lain di kamar temanku, perempuan Cina yang wajahnya familier, dan wanita paruh baya yang kuduga adalah ibunya, yang mungkin adalah bibi temanku yang berulang tahun. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa temanku yang berulang tahun itu memiliki keluarga Cina. Kami mengobrol dan beramahbtamah dengan kedua perempuan itu. Dan kurasa perempuan Cina dan wanita paruh baya itu menyebut-nyebut tentang pengalaman mereka tentang lantai rahasia. Meski tidak eksplisit, kami satu sama lain cukup yakin, baik aku dan teman-temanku maupun mereka sama sama mengetahui keberadaan lantai rahasia itu.
Perempuan Cina itu mengeluarkan batu dengan bilah berwarna hijau kemilauan. Batu tanda kau berhasil melewati rintangan di lantai rahasia. Temanku mengeluarkan batunya yang memiliki bilah yang mirip, warna abu-abu mungkin? Aku tidak ingat detailnya. Teman-temanku yang lain mengeluarkan batu yang lebih kecil dengan bagian berwarna yang lebih dominan. Lalu entah kenapa seorang temanku mengeluarkan sebuah wadah, dan meletakkan batu milik perempuan Cina itu diatasnya, dan...
Hal buruk terjadi.
Batu itu menampakkan siluet serigala kecil, yang buruknya makin membesar dan giginya menajam. Aku ambil ancang-ancang berlari dan mundur bersama temanku yang perempuan. Sialnya, itu benar-benar serigala. Semua orang bergegas berlarian saat serigala itu mulai mengibaskan ekornya. Kesalahan besar, kami telah membebaskan seekor serigala dari sebuah batu!
Lalu serigala itu berlari tak tentu arah. Ia menuju kearah aku dan temanku. Kami sekonyong-konyong berpisah, temanku lari bersembunyi dan sepertinya tiarap di bawah kursi, sementara aku melompat tinggi melewati pembatas untuk menuruni tangga hotel. Satu hal yang kupelajari adalah : jangan pernah melompat saat temanmu bersembunyi, karena kau pasti akan lebih ter notice oleh si serigala.
Dia mengejarku, dan aku yakin bisa melewati semua anak tangga ini, namun aku tidak tau bagaimana bisa mendaratkan kakiku ke bawah dari ketinggian sekian meter.
Lalu aku tak ingat apa kelanjutannya. Apa mungkin aku masih berada di lantai rahasia? Apa ini level selanjutnya?
Aku tidak tau apa yang terjadi kemudian.
Dan, aku terbangun.
Lift berbunyi lagi.
Pintu lift terbuka. Katingku telah menunggu di dalam lift. Aku dan beberapa temanku bergegas memasuki lift. Kami akan membuktikan mitos lantai tersembunyi dari gedung ini. Beberapa orang tertentu kami tahu pernah mengakses lantai rahasia ini. Pada lift hanya ada tombol hingga ke lantai 12. Namun, menurut orang yang telah kuinterogasi, salah satunya adalah kating mikroku, ada 1 tombol lagi yang letaknya agak jauh dari tombol-tombol yang lain. Aku mengamati, dan kutekan tombol bertuliskan angka 2 berada jauh di atas tombol-tombol yang lain. Tombol itu terlihat seperti tombol biasa, hanya saja agak susah menjangkaunya. Mengapa 2? Entahlah, memang begitu adanya.
Lift bergerak naik, dan kurasakan udara dingin berasap seolah menembus masuk ke dalam lift.
Ting!
Pintu terbuka, dan pemandangan yang kami dapati adalah kabut. Segalanya nampak putih seperti kabut hingga kami menapakkan kaki keluar. Kabut mulai menghilang dan samar-samar kutemukan kami berada di jalan raya dalam posisi hendak menyebrang. Di depanku ada lapangan hijau membentang, mirip dengan lapangan luas yang sering kudatangi saat SD untuk pelajaran olahraga.
Kendaraan-kendaraan di jalan raya itu ada dalam kondisi terfreeze. Aku dan teman-teman berjalan menuju lapangan dan tiba-tiba kendaraan-kendaraan itu melesat di depan kami. Kami terkejut. Motor-motor berseliweran silih berganti. Sebuah motor berdenging melewatiku. Aku tak membayangkan apa yang terjadi jika aku bergerak seinci lagi. Kami harus bergerak cepat, perhitungan kami harus tepat. Temanku berjalan saat kendaraan melesat tanpa ia sempat menghindar. Aku hendak menjerit, namun tidak ada korban. Seketika aku paham pola yang terjadi. Ini adalah survival game. Orang-orang yang ditabrak motor-motor tadi akan langsung menghilang, menyisakan hampa di udara. Orang-orang yang berhasil melewati jalan ini akan naik ke level selanjutnya. Ini adalah rintangan pertama. Cukup beruntung bahwa aku selamat. Aku mungkin bisa beruntung lagi dan mencoba beraneka rintangan yang ada di depan. Aku sudah di lantai ini, aku akan mengeksplor sejauh mungkin apa saja yang disembunyikan oleh lantai ini.
Dengan bersemangat, kami semua bergegas memasuki lapangan. Aku tidak terlalu ingat apa saja yang terjadi, namun banyak sekali rintangan yang ada di lapangan itu. Lapangan itu dibagi perpetak dimana tiap petak mengandung rintangan berbeda. Sebuah panah meluncur melewati atas bahuku tepat ketika aku ditarik oleh temanku. Lagi-lagi aku beruntung.
Aku tak ingat. Sepertinya aku tak henti bergerak dan berpikir selama di lapangan. Teka teki koin, bertanding 5 lawan 5, mengitari banyak belokan, bertemu dengan burung yang entah kenapa super besar, memanjat tali tambang yang di tiap injakan tali ada scorenya masing-masing,(injakan paling terjal akan memiliki scpre paling tinggi), dan melawan musuh yang dapat merapal mantera. Yang kuingat, kami yang tak bisa merapal mantera berhasil menang dengan menampar pipi si musuh sehingga ia tak punya kesempatan merapalkan mantera.
Kami selamat. Hanya aku dan 3 orang temanku yang lain. 2 perempuan dan 2 laki-laki tersisa. Di ujung lapangan, kami diminta duduk untuk berpas foto. Untuk apa? Untuk kartu identitas menyatakan kami telah berhasil melalui rintangan-rintangan di lapangan rumput. Aku difoto 2x. Lalu segalanya terasa normal kembali.
Aku menata ulang tasku. Lalu kami bergegas menghadiri acara ulang tahun teman SMP ku di sebuah hotel tak jauh dari tempat itu. Kami masuk aula super megah dan menuju ke kamar temanku untuk membantunya mempersiapkan jamuan yang dihidangkan. Aku masih memikirkan lantai rahasia itu. Orang-orang yang telah kesana diminta berjanji untuk tidak menceritakan kepada seorang pun pengalaman yang telah ia lewati. Masing-masing dari kami diberi hadiah batu-batu indah. Entahlah, mungkin tanda seberapa pencapaian kami saat disana? Mungkin, kalau aksimu bagus saat menghadapi rintangan, kau akan dapat batu yang paling bagus. Makin lama kuingat, aku semakin tidak bisa mengingat detailnya, entah kenapa.
Ada tamu lain di kamar temanku, perempuan Cina yang wajahnya familier, dan wanita paruh baya yang kuduga adalah ibunya, yang mungkin adalah bibi temanku yang berulang tahun. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa temanku yang berulang tahun itu memiliki keluarga Cina. Kami mengobrol dan beramahbtamah dengan kedua perempuan itu. Dan kurasa perempuan Cina dan wanita paruh baya itu menyebut-nyebut tentang pengalaman mereka tentang lantai rahasia. Meski tidak eksplisit, kami satu sama lain cukup yakin, baik aku dan teman-temanku maupun mereka sama sama mengetahui keberadaan lantai rahasia itu.
Perempuan Cina itu mengeluarkan batu dengan bilah berwarna hijau kemilauan. Batu tanda kau berhasil melewati rintangan di lantai rahasia. Temanku mengeluarkan batunya yang memiliki bilah yang mirip, warna abu-abu mungkin? Aku tidak ingat detailnya. Teman-temanku yang lain mengeluarkan batu yang lebih kecil dengan bagian berwarna yang lebih dominan. Lalu entah kenapa seorang temanku mengeluarkan sebuah wadah, dan meletakkan batu milik perempuan Cina itu diatasnya, dan...
Hal buruk terjadi.
Batu itu menampakkan siluet serigala kecil, yang buruknya makin membesar dan giginya menajam. Aku ambil ancang-ancang berlari dan mundur bersama temanku yang perempuan. Sialnya, itu benar-benar serigala. Semua orang bergegas berlarian saat serigala itu mulai mengibaskan ekornya. Kesalahan besar, kami telah membebaskan seekor serigala dari sebuah batu!
Lalu serigala itu berlari tak tentu arah. Ia menuju kearah aku dan temanku. Kami sekonyong-konyong berpisah, temanku lari bersembunyi dan sepertinya tiarap di bawah kursi, sementara aku melompat tinggi melewati pembatas untuk menuruni tangga hotel. Satu hal yang kupelajari adalah : jangan pernah melompat saat temanmu bersembunyi, karena kau pasti akan lebih ter notice oleh si serigala.
Dia mengejarku, dan aku yakin bisa melewati semua anak tangga ini, namun aku tidak tau bagaimana bisa mendaratkan kakiku ke bawah dari ketinggian sekian meter.
Lalu aku tak ingat apa kelanjutannya. Apa mungkin aku masih berada di lantai rahasia? Apa ini level selanjutnya?
Aku tidak tau apa yang terjadi kemudian.
Dan, aku terbangun.
Komentar