Langsung ke konten utama

Sobekan kertas (Tentang waktu dan kesibukan)

Hai. Ini di Jalan Jalak. Ini akhir pekan. Hari sudah petang. Banyak yang kulalui akhir akhir ini. Selamat datang Oktober! semua seakan ada di bulan ini. belajar cantik baca buku rasa rasanya terdengar seperti hanya mitos. Tapi tak usah lagi bercerita tentang remeh temeh kesibukan kami kali ini.

karena sibuk hanya mitos. karena kesibukan itu bisa kita atur. mengaturnyalah yang harus kita ketahui caranya. Aku juga masih belajar. Masih suka keceplosan mengeluh sana sini. padahal segudang aktivitas itu bisa diatur prioritasnya, urgensinya. Kau harus belajar berkata tidak. Kau harus belajar untuk memenuhi amanat yang kau "iya"kan. di tengah tengah kesibukan ini, seperti kata seorang sobat, adalah saat dimana kita menentukan posisi kita di lingkungan sosial kita. Apakah sebagai penggerak? Apakah sebagai orang yang ilang ilangan? Apakah mereka orang yang bisa kau ajak kerja sama? Apakah kau orang yang bisa diajak untuk bekerja sama?

dan ada secuil waktu yang perlu kau luangkan untuk peduli ke sekitarmu. jangan melulu kau habiskan waktumu untuk pekerjaan pekerjaanmu itu. niati setiap incinya karena ibadah kepada Allah agar tumpukan pekerjaanmu  tak akan terasa tanpa arti. bukankah kau tidak akan suka mengerjakan sesuatu yang banyak tanpa ada berkah di dalamnya?

kau tau, kau perlu menegur temanmu, menanyakan kabarnya, bertanya dan mendengarkan tentang hidupnya, kau tau, kau butuh untuk memberikan waktumu untuk orang lain, mungkin untuk membantu masalah orang lain, kita bukan robot yang sibuk mengerjakan semua urusan hingga lupa cara tersenyum kepada orang lain. hidup kita tak melulu tentang kampus. jangan terlalu terpaku dengan kampus hingga lupa tujuan utama kita hidup. bersyukurlah atas waktu yang diberikan.

"Allah akan menolong hamba yang menolong hamba-Nya"

"Apa kau tau, saat seseorang terbangun dan apabila yang diingatnya hanyalah dunia, maka Allah akan membuat ia merasa seolah-olah pekerjaan yang ia lakukan akan tak ada habisnya dan ia sedikit sekali menemukan manfaat didalamnya"


Na'udzubillahimindzalik.


Bandung, 3 Oktober 15

Chusna Amalia

Komentar