Langsung ke konten utama

Jus

Hari itu, petang sudah menjelang. Jaslab kubuka n buru2 ngacir keluar ruangan. Jamur sama bakteri ternyata susah diajak kenalan. Banyak ragamnya. Banyak karakternya. Yasudahlah, akunya juga belom banyak kenal sama mereka. Aku duduk di koridor, ditemani Naili. Masih mencari cari bakteri mana yang sesuai kriteria bakteri X kita. Tapi toh masih aja belum sesuai sama kriteria kita.

Singkat cerita, beberapa saat setelah pengamatan, aku minum jus sambil duduk manis di angkot pink yang kunaiki dari depan bebek borme. Jus.

Jus. Iya, judulku emang selalu ga nyambung. Judulku adalah benda yang kulihat saat aku memikirkan suatu hal. Kali ini, adalah jus. 

Jus itu mendinginkan kerongkonganku. Kuamati titik titik es yang mengembun di pinggir2 dinding gelas plastiknya. Kristal es bergemeletuk di gigiku. Dingin.

Aku mengingat kembali apa yang terjadi seharian di kampus. Banyak yang berlalu lalang. Banyak wajah yang kutemui. Beragam bentuk baju. Beraneka macam jenis sepatu yang melangkah melewatiku. Hanya ada satu yang selalu ingin aku temukan. Hanya ada satu yang ingin selalu kulihat setiap hari.  

But it's not what you are really wanna see.  It's an unexplainable emotion. Kept saying that you dont want, and you dont need, while you know you're getting through that. When you felt that it becomes a spiteful way to say that you care. You'e uneagerly to say anything because someone's mind is an awful riddle for you to read. You're denied to expect anything because someone's attitudes are difficult to understand. A place you never visit. Guessing what are best thing to do. You started to connecting lines between small things according to logic or your imagination. You have a myriad to speak. You've got something to do. You need someone to listen. 

Selalu ada alasan bagi setiap orang untuk melakukan sesuatu. Terlepas ia mengatakan atau tidak. Penting atau tidak. Selalu ada alasan bagi setiap orang untuk tidak melakukan sesuatu. Terlepas ia mengatakan atau tidak. Bijak atau tidak. Terlepas dari apa yang kita lakukan, kita tentu ingin menjadi lebih baik. Kita dapat perbaiki, perbaiki, dan perbaiki. Terlepas dari apa yang semua orang lakukan, katakan. Kita terkadang tak bisa menebak apa yang mereka pikirkan, rasakan. Kita hanya menerka, menerka, dan menerka.


Chs
17 okt 15


If it go on, could it be the way it was?


Komentar