Langsung ke konten utama

Dunia yang Cuek

Kramat, 16 Mei 2023

Kemarin habis baca postingan dari Ko Ed tentang kulkas yang mau meledak.
Istrinya, Ci Frans, dapat kiriman banyak sekali makanan di hari ulang tahunnya, dia sampai heran kenapa banyak sekali orang yang sayang padanya.
Baca komenannya pun banyak juga orang-orang yang cerita tentang saudara atau teman dekatnya yang saat meninggal, banyak sekali yang melayat, tak henti-hentinya orang yang datang dan mendoakan, serta bilang bahwa mereka orang yang baik saat di dunia.
Orang-orang itu, semasa hidupnya, hidup untuk orang lain. Kasih sayang yang ia terima, sama kaya kasih sayang yang ia berikan ke orang lain semasa hidupnya.

Ini merupakan tamparan buatku yang semakin kesini rasanya hidupku semakin cuek pada urusan orang lain, tidak mau mempersulit diri sendiri dengan kesulitan orang lain. Bahkan aku merasa sangat bersalah kemarin teman terdekatku keguguran dan aku belum sempat mejenguknya langsung. Disekitarku pun seperti itu, saat ini kalau ada orang sakit ya didiemin aja, "Ah paling juga nanti sehat lagi". Ga ada rasa peduli buat hanya sekedar nanya kabar.

Di hidupku saat ini, ada 2 orang disekitarku yang kukenal benar-benar hidup untuk membahagiakan orang di sekitarnya.

Yang pertama adalah atasanku saat ini, dimana ia selalu berusaha membahagiakan orang-orang disekitarnya. Dia masuk ke lingkungan yang baru, yang tidak nyaman baginya, namun dia yang mengubah keadaan disekitarnya menjadi nyaman. Dia memperlakukan kami seperti keluarga, membelikan makanan dan minuman sangat sering, hanya untuk membuat timnya bahagia. Tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan kami, sekecil apapun. Dia juga tidak semerta-merta suka marah, namun berusaha memahami keadaan orang lain, keadaan kami, berkomunikasi menasihati tanpa marah. Dia tidak pernah hitungan dan membuatku rela untuk berbagi. Memang nasihat terbaik adalah dari contoh perilaku. Dia juga dikenal oleh semua kalangan, dari OB, satpam, pranata, manajer, hingga direksi.

Yang kedua adalah teman olahragaku sewaktu di Bandung. Dia teman dari temanku. Aku baru bertemu dia bisa dihitung dengan jari, mungkin 3-4 kali, namun ketulusannya benar-benar terasa. Dia berusaha membuat orang-orang disekitarnya peduli dan nyaman. Mau inisiatif dan benar-benar terasa act of servicenya. Sama sekali tidak hitungan. Dia menyewa lapangan badminton, lapangan basket, dan bilang ingin mentraktir kami. Tentu saja kami menolak, karena merasa tidak enak. Kata-katanya yang kuingat adalah "Doa kalian jauh lebih berharga daripada uang".

Aku mendoakan kebaikan untuk mereka berdua.

Note to myself adalah:
Kalau ada orang sakit, at leassst banget nanyain kabar dan doain kesembuhannya.
Syukur2 bisa jengukin dan bawain sesuatu.
Tawarkan bantuan.
Tunjukin kalau kita peduli.
terus...
Sapa orang lain dan senyumin.
Jangan nyusahin. Kalau mau nyusahin jangan lupa makasih, kasih apresiasi, tawarin bantuan balik.
Bismillah


Komentar