Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Kalau kau merelakan sesuatu karena Allah, Allah akan mengembalikannya padamu, bahkan menambahnya.

Hai Cilacap 26 Desember 2015 sumber gambar : jagatfantasi.wordpress.com/2014/01/18/kupu-kupu/ Kalau kau melakukan sesuatu y ang berdasar tanpa-Nya kau akan melihat dirimu menemui kesulitan melakoninya. Sama seperti kakak tingkatku yang merancang acara himpunan yang pada kondisi lapangannya memang tak bisa mulus dari niat awal, lillahi ta’ala. Pasti ada pikiran lain, seperti ini untuk himpunan dan lain sebagainya. Ia bilang kesulitan yang datang tampak lebih seperti azab daripada seperti ujian. Berbeda dengan saat dia menyetujui menjadi mentor agama dikala hectic tugas menghadang. Hectic presentasi TA bahkan. Ia yang biasanya browsing untuk proposal berjam-jam, benar-benar dimudahkan. Yang biasanya berpuluh-puluh paper hanya dapat 1-2 kalimat kini satu paper aja sudah dapat semuanya. Ia baru menyelesaikan slide jam 09.10 dimana seharusnya ia presentasi jam 09.00 namun presentasinya benar-benar lancar dan ia dapat menjawab semua pertanyaan dari penguji, penguji pun ka

Segala yang Berubah

Hai Hari Sabtu. Tanggal 12 Desember 2015. Rumah Jalan Jalak sumber gambar : tanyakenapa.net                 Selalu ada yang bisa kau jadikan pelajaran. Mungkin kini kau merindukan matahari, tapi hujan juga tidak buruk. Kau akan belajar untuk tahu lebih jauh tentang sesuatu. Atau bisa juga, kau akan belajar untuk terbiasa. Hingga kau menemukan sebuah pikiran baru, pendapat baru, dan persepsi baru tentangnya. Terik kan berubah jadi mendung. Mendung kan berubah jadi rintik. Lalu rintik bisa menjadi petir atau kembali lagi menjadi sinar mentari. Sama seperti itu. Pikiran, pendapat, Perasaan, sangat bisa berubah. Seperti aku yang dulu menghindari durian namun kini sangat menyukainya. Seperti aku yang mengagumi serial kartun namun sekarang malas kepadanya. Seperti aku yang bersikap apati kepada  seseorang namun menjadi layaknya keluarga dengannya. Seperti aku yang sedih akan apa yang tak kudapatkan namun bersyukur bertahun-tahun setelahnya. Termasuk saat

Sebenarnya ingin jadi apa

sumber gambar : www.fastcoexist.com Kukenakan jaket hijau lumut yang lama tersimpan di koper Duduk diantara orang-orang yang berpakaian sama Berurgensi sama Kulihat sang pejuang menyiapkan kata-kata amunisi untuk melawan serangan Lalu kami dibaurkan pada para warna-warna terang Biar mereka tanya hingga habis apa yang ada dalam kepala mereka Atau mereka hanya ingin puaskan hati dari lelahnya kegiatan Sosok sosok tinggi datang menanyaiku yang kutameng dengan perisai yang pura-pura kusiapkan Sungguh amunisiku tak sematang sang pejuang Pedangku tidak tajam, panahku tidak tepat ke sasaran Hatiku tak kan sekuat perisai sang pejuang Mengapa aku merasa kecil di laga peperangan ini? Mengapa aku laksana pendekar kecil yang dilepas setelah 3-4 hari belajar Aku disuguhkan pemikiran pemikiran orang berlaga Hingga sesak senang aku meminumnya Lagi lagi aku merasa serpihan kertas di dalam perpustakaan yang menjulang Aku ingin jadi seperti sang pejuang Aku ing